BERATNYA hampir 10 kg. Untuk memakainya, harus ketiga kakinya
dipasang bak memotret di studio. Jika tenaga listrik kurang,
hasil klik-nya akan jelek. Itulah Wonderview 3-D, satu jenis
kamera terbaru yang memasuki Indonesia.
Foto 3-Dimensi yang bisa dihasilkan kamera ini tidak bisa
dicetak di sembarang lab (kamar gelap). PT Mawar Rimba, Jakarta,
yang mengageninya akan membuat 4 lab khusus guna melayani para
langganannya. Tapi Wonderview 3-D ini tidak dijualnya, melainkan
cuma disewakannya. Agaknya ini pula pertama kali orang di sini
diperkenalkan pada cara demikian untuk alat potret. Ongkos sewa:
Rp 70.000 per bulan. Agennya meminta uang jaminan Rp 700.000.
Pemotret amatir sudah pasti tidak tertarik. PT Mawar Rimba pun
mengarahkan promosinya pada usaha foto studio, bidang adpertensi
dan kaum profesional. Walaupun sudah ahli memotret, nampaknya
seseorang masih perlu belajar. "Sedikitnya satu minggu", kata
Ronnie Lee, seorang konsultan bidang fotografi yang didatangkan
ke sini untuk memperkenalkan Wonderliew 3-D itu pekan lalu.
Kenneth Law, ahli elektronika kelahiran Kwangtung, Cina,
memperkenalkan alat potret 3-D itu 15 tahun yang lalu. Suatu
perusahaan di Kanada, tempat Law kini bermukim, membuat alat
tersebut. Wonderview Optical Industries Ltd, menurut Ronnie Lee,
membikinnya untuk disewakan saja.
Sebenarnya jauh sebelum Wonderview 3-D, para penggemar foto
sudah mengenal gambar 3-D. Yaitu, dua kamcra (stereoskopik) dulu
dipakai untuk memperoleh kesan 3-D. Sedang produk Law itu cukup
mengandalkan satu kmera saja, lebih ringkas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini