Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kisah Nego Alot Garuda dengan Lessor untuk Kembalikan Pesawat Tak Terpakai

Garuda Indonesia tengah bernegosiasi dengan lessor untuk mengembalikan pesawat-pesawat yang tak terpakai.

27 Mei 2021 | 15.27 WIB

Pekerja cargo menurunkan Envirotainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac dari pesawat Garuda Indonesia setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa 2 Maret 2021. Sebanyak 10 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac dalam bentuk curah kembali tiba di Indonesia, yang selanjutnya akan dibawa ke Bio Farma untuk diproduksi. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Perbesar
Pekerja cargo menurunkan Envirotainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac dari pesawat Garuda Indonesia setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa 2 Maret 2021. Sebanyak 10 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac dalam bentuk curah kembali tiba di Indonesia, yang selanjutnya akan dibawa ke Bio Farma untuk diproduksi. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah bernegosiasi dengan lessor untuk mengembalikan pesawat-pesawat yang tak terpakai. Garuda berencana hanya akan menerbangkan 70 unit pesawat dari total 142 armada yang saat ini dimiliki perusahaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Kami tentunya memilih kalau bisa pesawat yang tidak dipakai untuk dikembalikan. Nah ini yang sedang alot dinegosiasikan dengan lessor-nya,” ujar Komisaris Garuda Indonesia Yenny Wahid saat dihubungi Tempo, Kamis, 27 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Upaya renegosiasi dengan lessor dilakukan setelah Garuda menghadapi tekanan berat karena pandemi Covid-19. Utang perusahaan pelat merah ini diperkirakan telah membengkak sampai Rp 70 triliun. Utang terus bertambah hingga Rp 1 triliun per bulan.

Yenny menjelaskan, tahun lalu, Garuda sejatinya telah melakukan negosiasi ulang dengan beberapa lessor. Adapun jumlah lessor Garuda secara keseluruhan mencapai 20 entitas.

Namun, negosiasi tersebut baru seputar penurunan biaya sewa. Yenny menilai negosiasi harus dilanjutkan. Garuda meminta pihak lessor membayar biaya sewa berdasarkan pesawa-pesawat yang terpakai.

“Jadi kalau pesawatnya tidak dipakai ya kita tidak membayar sewanya. Ini tuntutan banyak perusahaan airline kepada lessor mengingat situasi pandemi yang sampai sekarang belum jelas kapan akan berakhir,” ujar Yenny.

Dewan Komisaris Garuda, kata Yenny, juga meminta Garuda melakukan renegosiasi dengan menekankan kontrak berbasis power by the hour. Kontrak itu mempertimbangkan utilisasi pesawat yang masih sangat rendah di masa pandemi Covid-19.

Adapun Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Bidang Komunikasi, Arya Sinulingga, mengungkapkan jalan satu-satunya untuk menyelamatkan Garuda Indonesia ialah melalui restrukturisasi utang. Namun saat ini, resturkurisasi tersebut belum final.

“Restrukturisasi terhadap utang-utang Garuda. Hanya itu jalannya. Terus berproses,” katanya.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus