INILAH orang-orang yang mengaku telah mendapat pinjaman dari KAM. Nico Thamiend Raturomon, guru SMA Depok, adalah salah seorang nasabah KAM yang beruntung. Ia memperoleh pinjaman Rp 4.250.000,00. Uang itu, katanya, telah dimanfaatkan untuk memperbaiki rumah, sekitar Rp 1 juta dipinjamkannya kepada beberapa teman yang ingin meminjam dari KAM tapi tak punya tabungan untuk uang muka. Dan, "Sisanya, untuk biaya melanjutkan program pendidikan saya di IKIP Bandung," tutur Raturomon. Ia adalah sarjana muda Jurusan Sejarah. A. Rachman, 34 tahun, pegawai golongan II D Departemen PU, juga mengaku telah menerima paket pinjaman Rp 4.250.000,00. Pegawai kecil yang tinggal di Depok ini menyebut uang itu diterimanya pertengahan November lalu Uang itu, katanya, diberikannya kepada istrinya, yang membuka usaha jahit-menjahit. Sebesar Rp 1 juta dipakai untuk membeli sebuah mesin obras, satu mesin cetak gesper, dan tiga mesin jahit. Sisanya untuk memperbesar ruang kursus menjahit yang juga dikelola istrinya. Dari suntikan modal itu, usaha istri Rachman kini menghasilkan sekitar Rp 175.000,00 per bulan. "Pinjaman kami berjangka 10 tahun, dengan cicilan Rp 55.000,00 sebulan. Jadi, masih ada untung," tutur Nyonya Rachman. Kini Rachman, yang telah menabung pada KAM sekitar Rp 2 juta, tengah mengajukan permohonan pinjaman sebanyak tujuh paket -- Rp 35 juta. Untuk apa lagi? "Mau membuat rumah kontrakan," tutur ayah enam anak itu. Ia telah mengincar tanah seluas 1.000 m2 di dekat kampus UI, yang dibangunnya untuk 10 rumah petak, dengan nilai kontrak masing-masing Rp 50 ribu sebulan. Ini berarti ada pemasukan Rp 500 ribu per bulan, sementara cicilan cuma Rp 440 ribu. Kalau tak mau repot, depositokan saja pinjaman dari KAM di bank, dan tetap untung. Pinjaman sebesar Rp 5 juta untuk akad kredit 15 tahun, kewajiban mencicil cuma Rp 30.000,00 sebulan. Satu paket Rp 5 juta -- dengan bunga deposito 15% per tahun -- uang itu setiap bulan bisa beranak Rp 62.500,00, berarti masih ada sisa Rp 32.500,00. Bachtiar Abdullah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini