Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

KKP Ingin Jadikan Kotawaringin Timur Sentra Ikan Patin Nasional

Ikan patin menjadi salah satu komoditas utama yang dikembangkan di Kotawaringin Timur.

31 Agustus 2018 | 13.16 WIB

Pemerintah Dorong Konsumsi Ikan Patin
Perbesar
Pemerintah Dorong Konsumsi Ikan Patin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertekad mengembangkan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai sentra ikan patin nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kotim layak menjadi sentra ikan patin nasional," kata Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, 31 Agustus 2018.

Menurut Slamet, selain memiliki potensi besar, Kabupaten Kotawaringin Timur juga dinilai telah menerapkan budi daya ikan berbasis kawasan yang bertanggung jawab dan menerapkan prinsip ramah lingkungan.

Slamet telah melakukan panen raya ikan patin di Kelompok Maju Bersama Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, pada Kamis, 30 Agustus 2018.

Desa Bapeang juga ditetapkan sebagai salah satu kawasan pengembangan ikan Patin, Terdapat lebih dari 220 kolam, di mana sebanyak 45 kolam di antaranya sudah siap dipanen setidaknya sebanyak 40 ton.

Sementara itu, Wakil Bupati Kotawaringin Timur, M. Taufiq Mukri menjelaskan bahwa komoditas utama yang dikembangkan di wilayahnya yaitu ikan patin, nila, dan jelawat untuk komoditas air tawar, sedangkan komoditas air payau yaitu udang dan ikan bandeng.

"Ada tiga strategi yang kami lakukan dalam mengembangkan perikanan di Kabupaten Kotim. Pertama kami tata kawasannya, ada yang khusus patin, nila, dan tambak udang. Kedua, pengembangan dan pelestarian ikan Jelawat yang menjadi ikon Kota Sampit, dan ketiga, pengembangan ikan introduksi dengan pola budi daya kolam maupun sistem bioflok," ujar Taufiq Mukri.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus