BIARPUN enam investor asing membatalkan niatnya untuk membuka tambang emas di Provinsi Irian Jaya, Menteri Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita memperkirakan, tahun depan produksi emas Indonesia bisa naik dari 3,5 ton menjadi 5,5 ton. Ini diungkapkannya pekan lalu, ketika meresmikan PT Ampalit Mas Perdana di Sungai Ampalit, 80 km sebelah barat Palangkaraya. Mengapa begitu optimistis? Mungkin karena Ginandjar ikut memperhitungkan produk PT Ampalit Mas, yang tahun ini bisa menggali sekitar 540 kg emas. Bahkan tahun depan perusahaan ini menargetkan 1,5 ton emas. Dengan demikian, posisi Indonesia terangkat sedikit di antara belasan penghasil emas dunia. Elarus diakui, produksi Indonesia masih kalah jauh bila dibandingkan Afrika Selatan (673 ton), Uni Soviet (210 ton), Kanada (86 ton), Amerika Serikat (79), Brasil (63), Australia (57)? Filipina (38,5), Papua Nugini (33,2), Colombia (26,4), Cili (18,2 ton). Jumlah kontrak penambangan emas di Indonesia memang lebih dari 100, namun dua tetangga, Filipina dan Papua Nugini, masih lebih unggul mencari emas ketimbang kita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini