Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Layanan Ekspor Impor di Pelabuhan Tanjung Priok Jadi 7 x 24 Jam

Pemerintah akan membuka layanan ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Priok selama 7x24 jam.

7 Juli 2019 | 16.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ekspor perdana All New Honda Brio ke Filipina melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 10 April 2019. (HPM)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah akan membuka layanan ekspor - impor di Pelabuhan Tanjung Priok selama 7x24 jam. Layanan itu meliputi bea cukai, operasional syahbandar, imigrasi, kesehatan pelabuhan, perbankan, hingga karantina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja pelabuhan sebagai zona integritas. “Berkaitan dengan jumlah hari produktif kapal itu merapat, sebelum ini tiga hari, lalu sekarang 4-5 hari. Nah, kita inginnya 7 hari 24 jam,” ujar Budi Karya Sumadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu, 7 Juli 2019.

Budi Karya optimistis produktivitas pengapalan dan distribusi impor-ekspor melonjak setelah layanan untuk produk-produk tersebut dibuka selama 24 jam. Ihwal pengoperasian zona integritas yang terus-menerus, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan mengatur jadwal anggota jaga supaya terjadi pergantian saat jam istirahat tiba.

Layanan untuk ekspor-impor tidak berhenti dilakukan di wilayah Pelabuhan Tanjun Priok, tapi juga di jalan-jalan tol. “Berkaitan dengan jalan tol, saat ini keberadaannya tidak terorganisasi dengan baik. Maka kita akan tingkatnya,” ucap Budi.

Dengan layanan non-stop untuk truk-truk barang ekspor-impor di kawasan jalan tol, ritase bakal bertambah, Truk-truk pun lebih produktif sehingga kejadian kontainer kosong setelah menurunkan barang dapat dihindari. “Kontainer kan banyak yang dibawa kembali dalam keadaan kosong. Kita akan minta supaya saat kembali, kontainer juga dalam keadaan berisi,” ucapnya.

Saat ini, zona integritas Tanjung Priok dikerjakan bersama oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok, Kantor Distrik Navigasi Tanjung Priok, Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok. Selain itu, dengan Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok,  Imigrasi Kelas I Tanjung Priok, Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung  Priok,  Karantina Tumbuhan Tanjung Priok, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Tanjung Priok, PT Pelindo (Persero) II Pusat, dan PT Pelindo (Persero) II Cabang Tanjung Priok.

Budi Karya mengatakan optimalisasi layanan bea cukai bukan hanya meningkatkan produktivitas ekspor dan impor. Namun juga bakal menekan biaya pengapalan.

Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Hermanta mengatakan berdasarkan data,volume barang ekspor-impor di wilayahnya mencapai 7,2 juta TEUs hingga akhir 2018 lalu. Jumlah itu jauh meningkat ketimbang tahun sebelumnya yang hanya 5,5 juta TUEs. Dengan layanan 24 jam per 7 hari, ia berharap volume barang akan meningkat hingga akhir 2019.

Baca berita tentang Ekspor lainnya di Tempo.co.

 

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput politik untuk kanal nasional.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus