Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Mahasiswa Unair Ikut Bisnis Porang, Pasok Bibit ke Petani Hingga Pasca Panen

Sekelompok mahasiswa Unair terjun berbisnis porang. Gaet petani untuk budi daya dan akan menyalurkan hasil panen ke perusahaan.

23 Agustus 2021 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lahan budidaya porang milik petani di Lampung Selatan. ANTARA/HO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah mahasiswa Universitas Airlangga atau Unair yang tergabung Kegiatan Bisnis Manajemen Mahasiswa Indonesia atau KBMI dalam Tim Zporang melakukan kerja sama dengan masyarakat Desa Kayumas Situbondo, Jawa Timur. Upaya kerja sama tersebut guna memanfaatkan lahan pertanian yang belum dimaksimalkan untuk budi daya porang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Belakangan Porang atau Amorphophallus muelleri memang digadang-gadang memiliki peluang usaha budidaya yang menggiurkan. Bahan pangan dari umbi-umbian ini memiliki segudang manfaat untuk industri dan kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari laman Unair, Ketua Tim Zporang, Nizar Bachrudin mengatakan bahwa kerja sama mahasiswa untuk membudidaya porang bersama masyarakat Desa Kayumas tersebut dapat membantu masyarakat untuk menjualkan hasil budidaya. Selain itu, kerja sama ini juga dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang bagaimana berbisnis yang baik serta menguntungkan.

Berdasarkan penuturan Nizar, sapaan akrabnya, kerja sama tersebut telah dimulai sejak September 2020 lalu. Tim Zporang menyediakan bibit porang untuk para petani sekaligus membuka jalan untuk menjual hasil panen ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan porang.

“Peluang besar yang kami lihat, kami manfaatkan untuk membuka usaha di bidang penjualan bibit porang untuk para pembudidaya atau petani porang dan umbi porang dengan sasaran bisnis kami adalah perusahaan-perusahaan yang menggunakan umbi porang sebagai input utama dalam proses produksinya,” tutur Nizar pada Senin, 26 Juli 2021, sebagaimana dikutip Tempo dari News.unair.ac.id.

Umumnya porang siap panen ketika berumur kurang lebih satu tahun, untuk mengisi waktu sembari menunggu panen tiba, Tim Zporang kemudian lebih fokus untuk melakukan pemasaran, di antaranya penjualan bibit. “Untuk fokus kami ke pemasaran, karena masih pemula. Maka dari itu dalam jangka kurun waktu dekat ini kami hanya memfokuskan pengiriman ke perusahaan-perusahaan ruang lingkup Jawa Timur saja,” tutur Nizar.

Selain masyarakat Desa Kayumas, Nizar dan tim juga merangkul para petani porang di beberapa daerah lain seperti Banyuwangi, Jember, dan sekitarnya. Para petani bertindak sebagai supplier yang menyediakan umbi porang maupun bibit porang.

Nizar berharap, ke depannya Tim ZPorang dapat menjadi penyuplai tetap untuk perusahaan yang membutuhkan porang yang ada di Jawa Timur. Selain itu pihaknya juga berharap mampu menyediakan bibit porang dengan kualitas baik, dan bisa memiliki lahan tetap sebagai tempat penyedia umbi dan bibit.

“Tidak hanya fokus pada penjualan porang akan tetapi juga bisa mengolah porang menjadi output yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat diminati oleh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus