Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menhub: Lulusan Sekolah Pelayaran Banyak yang Menganggur

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan banyak lulusan akademi pelayaran yang menganggur.

7 Januari 2018 | 20.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi kapal latih Mohammad Husni Thamrin di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Ahad, 7 Januari 2018. Tempo/Vindry Florentin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan banyak lulusan akademi pelayaran yang menganggur. Jumlahnya diperkirakan lebih banyak dari pilot, yang belum dapat pekerjaan.

Pada awal September 2017, Budi mengklaim terdapat 1.200 pilot yang menganggur. "Untuk pelayaran, jumlahnya mungkin lebih banyak lagi. Angka pastinya sedang kami identifikasi," katanya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta, Ahad, 7 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca juga: Lulusan Pelayaran Menganggur, Menhub: Kalah dalam Bahasa Inggris

Budi mengaku baru mengetahui ada banyak lulusan akademi pelayaran yang menganggur. Justru informasi yang selama ini sampai kepadanya adalah para lulusan itu mendapat pekerjaan yang memadai.

Menurut dia, lesunya industri perkapalan di dunia berpotensi menjadi salah satu sebabnya. Di dalam negeri sendiri, daya serap tenaga kerja pelayaran terhitung rendah. Budi menuturkan berencana membuat kerja sama dengan negara lain yang banyak membutuhkan tenaga tersebut.

Dia juga akan menunjuk konsultan untuk memasarkan tenaga kerja Indonesia ke pasar internasional. Pasalnya, lulusan pelayaran Indonesia tak kalah saing dengan negara lain. "Keterampilan kami bahkan lebih tinggi dari Filipina," ujarnya. Filipina merupakan negara penyuplai tenaga pelayaran terbesar. Saat ini terdapat sekitar empat juta pelaut dari Filipina, sementara dari Indonesia hanya 400 ribu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Simak: Akuisisi Operator Ini, Cina Kuasai Jalur Pelayaran Asia

Meski kemampuannya tak kalah, sumber daya manusia Indonesia dinilai masih kalah karena kemampuan bahasa. "Saya sudah minta agar dua atau tiga pelajaran di sekolah pelayaran disampaikan dalam bahasa Inggris mulai dalam waktu dekat," ujar dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus