Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta agar seluruh kapal penyeberangan di Danau Toba untuk menghilangkan dek paling atas. Sebab, menurut Budi, dek paling atas pada kapal tersebut dapat mengganggu kestabilan saat berlayar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Iya, untuk yang di Danau Toba itu rekomendasi paling utama adalah menghapuskan dek atas karena memang dek paling atas itu membuat kestabilannya hilang," kata Budi di Hotel Merlynn Park, Jakarta, Jumat, 6 Juli 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu Budi juga menyarankan agar kapal-kapal penyebrangan di Danah Toba menghilangkan teralis jendela pada kapal. Ia menilai teralis pada pada jendela kapal tersebut dapat mengganggu proses penyelamatan diri saat terjadi kecelakaan. "Karena itu menutup kemungkinan orang menyelamatkan diri, banyak orang yang terjebak nanti," ucap dia.
Menurut Budi penghilangan dek atas dan teralis jendela itu baru akan dilakukan di wilayah Danau Toba. "Iya, walaupun di sana memang spesifik di Toba itu tapi kami akan terapkan semua. Tentunya akan kami lihat strukturnya seperti apa," ucap Budi.
Ia menjelaskan jika dalam suatu kapal masih terdapat dek atas, maka harus dipastikan hal tersebut tidak mengganggu keseimbangan saat berlayar. "Kalau ada dek atas tapi keseimbangan masih terjaga, komposisi vertikal dan horizontalnya itu masih baik, boleh saja katakanlah dia cuma 1 lantai ada dek atas, boleh," ucap dia.
Dalam kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun, Budi mengatakan kapal tersebut memiliki tiga lantai dek atas. Hal itu, menurut Budi, sangat berbahaya bagi pelayaran. "Ini tiga level, tinggi sekali. Sangat membahayakan."
Baca berita tentang Danau Toba lainnya di Tempo.co.