Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menhub Sayangkan Kecelakaan KM Ramos Risma Marisi di Danau Toba

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan pengawas penyeberangan Danau Toba tak berfungsi dengan baik sehingga terjadi kecelakaan KM Ramos Risma Marisi.

23 Juni 2018 | 17.04 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat memantau pelayanan di Pelabuhan Kali Adem, Jakarta Utara, Ahad, 17 Juni 2018. Budi juga meninjau kesiapan dermaga terkait dengan keselamatan penumpang saat libur Lebaran. TEMPO/Maria Fransisca Lahur.
Perbesar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat memantau pelayanan di Pelabuhan Kali Adem, Jakarta Utara, Ahad, 17 Juni 2018. Budi juga meninjau kesiapan dermaga terkait dengan keselamatan penumpang saat libur Lebaran. TEMPO/Maria Fransisca Lahur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan petugas pengawas penyeberangan di Danau Toba tidak berfungsi dengan baik, sehingga kapal-kapal tetap ada yang berjalan dalam kecelakaan Kapal Motor atau KM Ramos Risma Marisi yang terjadi 22 Juni 2018.

"Saya sangat menyayangkan di waktu petugas yang ada tidak berfungsi dengan baik, sehingga kapal-kapal tetap berjalan," kata Budi Karya Sumadi saat ditemui di Kementerian Perhubungan, Sabtu, 23 Juni 2018.

Baca juga: KM Ramos Risma Kecelakaan di Danau Toba karena Menabrak Bambu

Budi mengatakan Kemenhub sudah menyampaikan larangan kepada Dinas Perhubungan di tingkat provinsi dan kabupaten untuk melarang kapal-kapal di Danau Toba berlayar. Larangan tersebut pasca terjadinya kecelakaan kapal KM Sinar Bangun pada Senin, 18 Juni 2018.

Sejak tadi pagi, kata Budi, sudah menugaskan ketua tim ad hoc yang untuk bersama polisi, Komite Nasional Keselamatan Transportasi untuk melaksanakan pembinaan terhadap kapal di Danau Toba.

Simak pula: Sulit Cari Korban Kapal Tenggelam, Ini Kata Peneliti Danau Toba

Budi mengatakan kecelakaan KM Ramos Risma Marisi terjadi pada 19.30 WIB. "Kami melihat ada beberapa aspek yang tidak dipenuhi, di mana kapal tersebut lepas kendali sehingga mengalami kecelakaan," kata Budi.

Budi mengatakan terdapat lima penumpang di mana empat selamat dan satu anak buah kapal bernama Rahmad Dani yang belum ditemukan. Budi juga menugaskan KNKT dan Basarnas untuk bergerak ke lokasi kecelakaan.

Di kesempatan yang berbeda Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, menceritakan kecelakaan bermula saat KM Ramos Risma mengantar penumpang dari Pulau Sibandang ke Dermaga Pelabuhan Nainggolan. Setelah mereka menurunkan penumpang, tersisa lima orang yakni nakhoda kapal, Jospendi Lumbanraja, rekannya Joifan Situmorang, Rahmad Dani, Sahat Simorangkir dan Jolom Sipayung. Kapal berlayar kembali ke Pulau Sibandang dengan kondisi tanpa lampu.

Di tengah perjalanan, kata Sutopo, kapal menabrak bambu yang ada di tengah danau. Jospendi kemudian menyuruh dua rekannya, Joifan dan Rahmat Dani masuk ke dalam air melihat kipas kapal. “Saat itu kondisi kapal sudah terdampar sampai pinggir danau.”

Joifan dan Rahmat, kata Sutopo, berupaya mendorong kapal tersebut lebih ke pinggir danau. Namun, tiba tiba arus kencang membawa kapal dan kedua orang itu ke tengah danau. Joifan berhasil menyelamatkan diri berenang ke pinggir danau. Akan tetapi, menurut keterangan Joifan, Rahmat gagal menyelamatkan diri karena kelelahan. “Yang empat selamat, satu lagi belum ketemu,” kata dia soal kecelakaan KM Ramos Risma Marisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus