Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menjanjikan pendapatan sekitar Rp 10-20 juta per bulannya bagi mahasiswa yang mengikuti program brigade swasembada pangan atau brigade pangan. Ia berharap, mahasiswa bisa betah dengan penghasilan yang cukup besar ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mahasiswa itu betah di lapangan karena pendapatannya di atas 10 juta,” kata Amran dalam sambutannya di acara Workshop Manajemen Pendampingan Brigade Pangan di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan pada Rabu, 20 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendapatan tersebut, jelas Amran, sifatnya bukan sebagai gaji atau upah bulanan. Pendapatan tersebut berasal dari bagi hasil setelah penjualan hasil pertanian. Dalam program ini, para mahasiswa diperbantukan untuk mengolah lahan pertanian. “Pendapatannya minimal sepuluh juta per bulan. (Tetapi) nanti kan bukan per bulan terimanya, kayak pengusaha. Benar enggak? Selesai panen, bagi 70-30, 70 kepada (mahasiswa) yang pengelola, yang punya tanah 30 persen,” ujar Amran.
Amran menjelaskan, dalam program ini, mahasiswa akan dimasukkan dalam kelompok yang berjumlah 15 orang per kelompoknya. Tiap-tiap kelompok tersebut nantinya akan dibimbing oleh seorang brigade untuk mengolah lahan pertanian seluas 200 hektar secara terstruktur dan terintegrasi. “Sistemnya adalah setiap 1 brigade itu 15 orang (mahasiswa), mengelola 200 hektar (lahan),” ucapnya.
Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mahasiswa setidaknya harus menghasilkan 3,5 hingga 5 ton hasil pertanian ketika mengelola lahan pertanian tersebut. Maka dengan hasil panen sebesar itu, bila dikalikan harga pokok penjualan (HPP), kemudian dikurangi bagi hasil dengan pemilik lahan. “Itu kami sudah hitung, itu nanti setiap orang di dalam 15 orang di (tiap) brigade itu akan mendapatkan hasil minimal 10 juta,” ucap Idha dalam kesempatan yang sama.
Kementan sendiri pada awalnya menargetkan ada 20 ribu mahasiswa yang akan ikut serta membantu program ini. Saat ini, Amran menyebut pendaftaran telah ditutup dan sudah ada 23 ribu mahasiswa mendaftar program ini.
Pilihan editor: Kemnaker Tunda Tanggal Penetapan UMP