Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengajukan tambahan anggaran Rp 1,5 triliun kepada Kementerian Keuangan untuk membayar ganti rugi semburan lumpur Sidoarjo, atau dikenal dengan lumpur Lapindo, di Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami sudah berkirim surat kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sebagai Menko yang membawahi Kementerian PUPR dan Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan untuk mohon tambahan anggaran," kata Basuki dalam rapat dengan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 23 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal itu, menurut Basuki, sesuai yang diperintahkan dalam rapat kerja komisi V pada 15 September untuk ganti rugi korban lumpur Sidoarjo. "Ini suratnya sedang diambil oleh Pak Dirjen Sumber Daya Air. Jadi kami sudah tindaklanjuti apa yang diperintahkan pada kesimpulan tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah mengalokasikan Rp 239,7 miliar untuk pekerjaan penanganan dampak semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, tahun ini. Kementerian PUPR berjanji tak mengurangi perhatiannya terhadap bencana yang telah terjadi sejak 29 Mei 2006 tersebut.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu 7 Juni 2020, Basuki menerangkan kalau anggaran tahun ini dialokasikan untuk meningkatkan aliran lumpur ke Kali Porong sekaligus menjaga keandalan tanggul dan infrastruktur lainnya.
Basuki menjelaskan, pengendalian lumpur Lapindo terdiri atas penanganan luapan, pembangunan tanggul dan infrastruktur lainnya, serta pemeliharaan tanggul dan infrastruktur lain. Adapun yang telah dilakukan adalah pengendalian lumpur dengan mengalirkannya ke Kali Porong. "Lumpur tidak bisa mengalir secara gravitasi ke Kali Porong. Untuk itu, dibuat tanggul cincin di pusat semburan lumpur untuk mengarahkan aliran lumpur melalui spillway dan dipompa ke luar ke Kali Porong," ia menerangkan.
Langkah kedua yang telah dilakukan, adalah penataan lingkungan untuk pemanfaatan kawasan sebagai tujuan geowisata dengan memperhatikan lingkungan sekitar. Ketiga, pengendalian banjir di kawasan terdampak menggunakan pompa pengendali.
Selain dimanfaatkan untuk tujuan geowisata, kata Basuki, lumpur Lapindo--dia menyebutnya lumpur Sidoarjo--berpotensi untuk bahan konstruksi, seperti bata merah,genteng, agregat, dan beton ringan. Selain itu, lumpur disebut mengandung potensi bakteri yang toleran dengan suhu tinggi dalam industri enzim dan antibiotik serta toleran salinitas tinggi sebagai pupuk hayati.
HENDARTYO HANGGI | CAESAR AKBAR