Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menteri Syahrul Yasin Limpo Buka Opsi Gunakan Lahan Hutan untuk Tanam Kedelai

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membuka opsi menggunakan lahan hutan untuk menanam kedelai.

29 Maret 2021 | 12.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melihat kedelai yang sedang diolah saat meninjau pabrik pembuatan tempe di Komplek KOPTI Semanan, Kalideres, Jakarta, Kamis, 7 Januari 2021. Secara bersamaan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meluncurkan operasi pasar untuk menekan harga kedelai di pasaran yang saat ini mengalami kenaikan dan dalam operasi pasar ini, kedelai akan dijual ke pengrajin seharga Rp 8.500 per kilogram (kg) dan diupayakan bertahan selama 100 hari ke depan. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membuka opsi menggunakan lahan hutan untuk menanam kedelai. Kementerian saat ini masih mengejar peningkatan produksi kedelai untuk mencegah lonjakan harga komoditas di pasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sepanjang (lahan) itu sudah clear, kalau ada petaninya, clear lahannya, kami masuk. (Penduduk) kita 270 juta lebih, kita butuh (peningkatan produksi kedelai) dan apalagi kalau bisa masuk ke lahan-lahan tertentu,” ujar Syahrul dalam rapat bersama Komisi IV DPR yang ditayangkan melalui TV Parlemen, Senin, 29 Maret 2021.

Kementerian Pertanian tengah melaksanakan program untuk meningkatkan produksi kedelai dalam waktu 200 hari. Program berjalan sejak awal tahun setelah terjadi peningkatan harga kedelai dan produk-produk hasil olahannya di tingkat pedagang.

Syahrul menjelaskan, sembari menjalankan program yang sudah ada, Kementerian terus menyiapkan lahan-lahan baru yang bakal ditanami kedelai. Namun, pemanfaatan tanah sebagai lahan pertanian harus melalui pertimbangan karena akan berproduksi secara terus-menerus.

“Tetap saja lahan pertanian bukan seperti proyek yang selesai lalu tahun depan pindah. Ini harus dijaga terus,” katanya.

Sementara itu terkait masa tanam kedelai, Syahrul menyebut petani menghadapi tantangan utama berupa hama. Di musim hujan, tantangan ini pun lebih berat karena lahan kedelai rentan diserang tikus.

Tantangan juga datang dari sisi jenis varietasnya. Syahrul menerangkan varietas kedelai dalam negeri masih di bawah ukuran 50 sentimeter. Dibandingkan dengan Amerika Serikat, ia menyebut kedelai Indonesia pun masih kalah.

“Kedelai kita dibandingkan dengan Amerika kalau head to head rakyatnya kita pasti kalah. Mereka sudah pakai rekayasa genetika. Tapi ini dilarang oleh FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian,” kata Syahrul Yasin Limpo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus