Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mimpi Kaya Dunia Maya

Bisnis dengan iming-iming ribuan dolar bertebaran di Internet. Gampang di tengah krisis.

27 September 2004 | 00.00 WIB

Mimpi Kaya Dunia Maya
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

NAMA Anne Ahira menjadi kontroversi belakangan ini. Bagi anggota timnya, ia sosok sukses yang patut ditiru. Tapi banyak juga yang menganggapnya tak lebih dari perayu ulung. Seorang bekas downline-nya, Safrido Ado, tergiur oleh penghasilan ribuan dolar yang diiming-imingkan Hira lewat Internet. Dia dan banyak anggota lainnya akhirnya keluar karena ternyata meraup ribuan dolar itu tak semudah promosi perempuan Bandung ini. Setiap bulan mereka harus keluar duit sekitar Rp 1,5 juta untuk keanggotaan, promosi, dan fasilitas mesin penjawab.

Lewat situsnya, Hira mengatakan sudah berpenghasilan ribuan dolar setiap bulannya. Dia juga mengklaim mendapat julukan Internet marketer dunia dan Asian brain dari komunitas Internet. Karena itu, masih menurut Hira, ia sering diwawancarai di berbagai belahan dunia. Bahkan hasil wawancaranya laku dijual US$ 97 per cetakan. Sejumlah koran, majalah, dan radio di Indonesia pun belakangan ini berebut mewawancarainya.

Penelusuran Tempo di Internet, plus wawancara dengan Hira, menunjukkan dia menjalankan bisnis affiliate marketing dan network marketing. Yang pertama adalah menjadi penjual produk yang ada di Internet, sedangkan yang kedua bisnis multilevel marketing (MLM)?ini tampaknya yang dominan. Hasil wawancara yang bisa didapat gratis setelah mengisi data pribadi di situsnya hanya berisi ajakan mengikuti bisnis duplikasi itu.

Hira mengatakan, dua bisnis itu dijalankannya seimbang. MLM terlihat dominan, katanya, karena di Indonesia baru usaha ini yang bisa dijalankan. Affiliate marketing masih sulit karena banyak merchant yang mengurus komisi tak percaya pada Indonesia, yang banyak fraud. Ditanya isi wawancaranya yang laku dijual di Amerika, Hira tak menjelaskan.

Pemerhati bisnis Internet, John Tumiwa, mempertanyakan klaim Ahira sebagai Internet marketer dunia. Yang bisa disebut sebagai pemasar Internet dunia adalah pencipta Amazon.com dan Google.com. Mereka pionir yang sulit diikuti pesaing lainnya. Untuk Indonesia, situs Detik.com bisa masuk dalam level pemasar Internet yang berhasil.

John adalah pendiri situs Asiagateway.com pada 1996. Dua tahun kemudian, website yang merupakan pintu gerbang bagi 22 negara di Asia itu dibeli sebuah perusahaan Amerika. Dia mendapat penghargaan dari New York Times dan Financial Times sebagai situs yang cukup baik dan kredibel mengkombinasikan teknologi dan sumber daya manusia. Yahoo! juga memasukkan Gateway dalam sepuluh situs terbesar dunia.

Bisnis MLM seperti yang dijalankan Hira, katanya, gampang dipasarkan di negara yang sedang krisis. Apalagi melalui Internet. Jangkauan pasarnya tak terbatas dan bisa masuk ke semua golongan. Jadi, kata John, tak terlalu tepat Hira menyebut dirinya Internet marketer, apalagi dalam skala dunia. Memberi pelatihan, fasilitas penjawab otomatis, dan ruang promosi kepada timnya adalah hal biasa yang juga dilakukan pendiri bisnis MLM dunia maya lainnya. "Ini bukan sesuatu yang pionir," kata John.

Ribuan iklan serupa memang bertebaran di Internet. Setelah membayar biaya keanggotaan, mereka akan mendapatkan pelatihan gratis, cara berpromosi, sampai alat penjawab otomatis yang di dunia maya disebut autoresponder. Dengan alat itu mereka diharapkan bisa menduplikasi jumlah anggota. Ini juga yang dilakukan Hira. Menginduk pada perusahaan di Amerika, Retired Quickly Corporation, dia mematok setiap orang harus mencari empat anggota baru. Empat orang itu mencari empat orang lagi, begitu seterusnya. Bonus US$ 41,5 diberikan kepada anggota yang bisa merekrut satu orang baru.

John mengatakan, banyak yang terpengaruh oleh image yang memang sengaja dibangun untuk menggaet orang. Hira, katanya, bisa membuat kesan seolah-olah dia memiliki peranan penting sebagai tenaga pemasar Internet di Asia. "Saya tidak melihat kapasitas dia lebih besar dibanding orang yang melakukan bisnis MLM di dunia nyata," kata John. Menjadi penjual dalam affiliate marketing, kata John, juga bukan sesuatu yang spektakuler.

Leanika Tanjung, Akhmad Fikri (Bandung)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus