Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

22 November 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahan Bakar Minyak
Kuota Bensin Murah Ditambah

PEMERINTAH memutuskan menambah kuota bahan bakar minyak bersubsidi sebanyak dua juta liter untuk memenuhi peningkatan konsumsi dan mengatasi kelangkaan di sejumlah daerah. Dengan begitu, kuota bahan bakar minyak bersubsidi tahun ini menjadi 38,5 juta kiloliter dari sebelumnya 36,5 juta kiloliter. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan kenaikan kuota itu tak akan menambah subsidi Rp 88,9 triliun. "Tak akan melampaui batas yang sudah ditetapkan," katanya, Kamis pekan lalu.

Pekan lalu terjadi kelangkaan Premium di sejumlah daerah. Di Bojonegoro, Jawa Timur, 16 pompa bensin kehabisan Premium-bensin bersubsidi-selama tiga hari. Begitu pula di Balikpapan, Kalimantan Timur. Bahkan di Madura pembelian Premium dibatasi. Senior Vice President Pemasaran PT Pertamina Haryoto Saleh meminta pemerintah segera membuat aturan tegas pembatasan bahan bakar. Meski pemerintah terus menekan kuota bahan bakar minyak bersubsidi, konsumsi terus meningkat. "Ini juga agar distribusinya jelas," kata Haryoto.

Perminyakan
Empat Ladang Baru Terjual

KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan empat kontraktor kerja sama untuk menggarap empat wilayah minyak dan gas yang dilelang tahun ini. Mereka adalah PT Ephindo Oil and Gas Holding Inc., yang akan mengelola wilayah kerja Sokang utara, Konsorsium Awe Limited, PT Baruna Recovery Energy, dan PT Sillo Maritime Perdana menggarap wilayah Titan, Mitra Energy Limited menangani Bone, serta BP Exploration Indonesia Limited mengerjakan wilayah Arafura utara.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Evita Herawati Legowo mengungkapkan, selama tiga tahun pertama masa eksplorasi, keempat kontraktor itu berkomitmen menggelar studi geologi dan geofisika senilai US$ 2,1 juta, survei seismik dua dimensi (2D) sepanjang 2.880 kilometer senilai US$ 10,8 juta, repro data 2D sepanjang 1.000 kilometer senilai US$ 100 ribu. Mereka juga akan melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi dengan nilai investasi US$ 15 juta. "Komitmen total investasi eksplorasi US$ 28 juta," katanya di Jakarta, Kamis pekan lalu.

Dari empat wilayah kerja minyak dan gas baru itu, pengeboran sumur akan dilakukan di dua tempat, yaitu Sokang utara dan Titan. Potensi gas di Sokang utara diperkirakan sekitar 600 miliar kaki kubik dan Titan 300 miliar kaki kubik. Dua wilayah lainnya belum akan dibor karena masih memerlukan pendalaman data.

Perdagangan Dunia
Cina Eksportir Terbesar

CINA akan menjadi negara yang kekuatan ekonominya terbesar di dunia dalam sepuluh tahun mendatang. Ketua Komite Nasional untuk Hubungan Amerika-Cina Stephen Orlins memperkirakan perekonomian Cina akan melesat hebat, mengambil alih posisi Amerika Serikat saat ini. Volume perekonomian Cina akan dua kali lebih besar dibanding Amerika Serikat pada 2030. Negeri ini akan menguasai 24 persen produksi di seluruh dunia, naik 9 persen dibanding saat ini.

Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan Negeri Panda akan mendongkel posisi Amerika Serikat pada 2027. Cina telah mengambil alih posisi Kanada sebagai negara eksportir keempat terbesar di dunia pada 2005. Tiga tahun lalu, Cina menyalip posisi Jerman yang menduduki peringkat ketiga. India juga akan melampaui Jepang sebagai negara terbesar ketiga di bidang ekonomi. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal ketiga tahun ini lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya. Negeri Matahari Terbit mencatat kenaikan produk domestik bruto menjadi 3,9 persen.

Kepala Ekonom Credit Agricole CIB dan CLSA, Susumu Kato, menyatakan Jepang tetap harus berhati-hati terhadap melesatnya pertumbuhan ekonomi. Alasannya, "Pada kuartal keempat, pemotongan insentif oleh pemerintah baru terasa dampaknya."

Korporasi
Lippo Akuisisi Rumah Sakit

PT Lippo Karawaci Tbk. telah mengambil alih Rumah Sakit Balikpapan Husada dengan harga pembelian US$ 26 juta (sekitar Rp 24 miliar). Menurut juru bicara Lippo Karawaci, Danang Kemayan Jati, perusahaan properti milik kelompok usaha Lippo itu melakukan akuisisi karena rumah sakit tersebut dipandang potensial. Rumah sakit itu terletak di Kalimantan Timur, yang kaya akan sumber daya alam. "Akuisisi ini untuk melayani kebutuhan masyarakat yang sekarang mencari layanan kesehatan ke Singapura," katanya dalam keterangan pers di Jakarta, Senin pekan lalu.

Rumah Sakit Balikpapan Husada melayani kebutuhan beberapa perusahaan terkemuka di Kalimantan Timur, antara lain Pertamina, Total EP (Prancis), Chevron Texaco, Schlumberger, Baker Hughes, dan Haliburton dari Amerika Serikat, Theiss (Australia), Petrosea, Banpu, Kaltim Prima Coal, dan Adaro. Danang memaparkan Lippo Karawaci akan menguasai 79,61 persen saham dan akan mengendalikan Rumah Sakit Balikpapan Husada. Lippo akan melakukan investasi untuk penambahan peralatan medis. Pendanaan transaksi dan investasi seluruhnya berasal dari dana kas internal perseroan.

Tiga minggu lalu, Bursa Efek Singapura juga telah memberikan izin kepada Lippo Karawaci mengambil alih aset rumah sakit Siloam senilai Rp 1,43 triliun.

Otomotif
General Motors Jual Saham

GENERAL Motors mencatatkan saham lagi di bursa efek New York setelah sukses menggelar penjualan saham perdana (initial public offering/IPO) Kamis pekan lalu. Pasar saham bukan hal baru buat raksasa otomotif asal Detroit, Amerika Serikat, itu. Saham General Motors pernah menjadi 30 saham terkemuka dalam indeks Dow Jones. General Motors hengkang dari bursa di kawasan Wall Street itu setelah dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Federal Manhattan pada Juni 2009.

Penjualan saham General Motors mendapat respons luar biasa dari investor. Perusahaan otomotif terbesar di Amerika ini menjual 478 juta lembar saham dengan harga US$ 33 per lembar. Total penjualan saham mencapai US$ 4,35 miliar (sekitar Rp 42 triliun). Tingginya permintaan membuat tak semua investor retail mendapat saham General Motors. "Semua orang berpikir akan mudah mendapat untung," ujar analis National Wealth Management, David Cotam, seperti dilansir Reuters, Kamis pekan lalu.

Tahun lalu pemerintah Amerika Serikat menyuntikkan dana talangan US$ 50 miliar kepada General Motors. Pada kuartal ketiga lalu, General Motors berhasil meraup pendapatan US$ 34,1 miliar atau naik 35 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Infrastruktur
Pemerintah Pertimbangkan Obligasi

PEMERINTAH akan meniru India dalam upaya mempercepat pembangunan infrastruktur. "Caranya, menerbitkan obligasi khusus bidang infrastruktur," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa Kamis pekan lalu. Hatta mengatakan, penerbitan obligasi ini sebagai alternatif menghimpun dana asing yang beberapa bulan terakhir deras masuk ke Indonesia. Jika terealisasi, katanya, dana asing bisa masuk juga ke sektor produktif, yang jangkanya lebih panjang.

Pembangunan infrastruktur memang berjalan lambat. Sudah hampir enam tahun, tak ada proyek infrastruktur besar yang dibuat pemerintah. Guna mengatasi kendala ini, pemerintah menawarkan konsep kemitraan proyek swasta (private project partnership). Sebelumnya, Badan Kebijakan Fiskal juga sedang mengkaji beberapa opsi untuk mengendalikan derasnya dana asing yang masuk. Misalnya dengan memberikan insentif khusus bagi investor yang menanamkan modalnya dalam bentuk investasi langsung, dan penerapan pajak uang panas.

Privatisasi Krakatau
Wartawan Minta Jatah Saham

PROSES penawaran saham perdana PT Krakatau Steel Tbk. dinodai sejumlah wartawan yang meminta jatah saham produsen baja tersebut. Anggota Dewan Pers, Wina Armada, mengatakan telah menerima laporan dugaan pemerasan oleh empat wartawan dari empat media. Keempat jurnalis itu mengatasnamakan 30 wartawan di lingkungan Bursa Efek Indonesia. Keempatnya meminta jatah saham perdana Krakatau Steel sebanyak 1.500 lot atau sekitar 750 ribu lembar senilai Rp 637,5 juta.

Wina menolak mengungkapkan identitas pelapor dari Krakatau Steel. "Kami berharap ada laporan resmi dan tertulis," ujarnya di Jakarta, Jumat pekan lalu. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta juga menerima laporan serupa. Sekretaris AJI Jakarta, Umar Idris, mengatakan organisasinya telah menelusuri kasus ini. Hasilnya, kelompok wartawan tadi diduga meminta jatah saham perdana Krakatau Steel dan menekan melalui pemberitaan tidak proporsional. Nilai yang diminta, kata Umar, setara dengan Rp 637 juta. "Jatah itu tidak mereka peroleh melalui prosedur pasar modal."

Menurut Umar, kelompok wartawan itu juga memaksa seorang petinggi perusahaan penjamin emisi menyediakan uang Rp 400 juta untuk menutupi pemberitaan miring seputar penawaran perdana saham publik Krakatau Steel. Harga penawaran saham perdana produsen baja itu menjadi polemik karena sebagian analis dan pengamat ekonomi berpendapat harga jual Rp 850 per lembar terlalu murah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus