Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERBANKAN
Lebaran, BI Siapkan Rp 50 Triliun
BANK Indonesia menyiapkan dana tunai Rp 50 triliun untuk memenuhi kebutuhan dana menjelang Lebaran. Persediaan dana itu untuk menghindari antrean panjang penukaran uang seperti tahun-tahun sebelumnya. Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Rochadi memperkirakan, kebutuhan tahun ini naik 17 persen ketimbang tahun lalu.
Tahun ini penyebaran uang dilakukan dalam jangkauan lebih luas dan tanpa batasan. Bank sentral bekerja sama dengan 10 bank nasional sebagai tempat penukaran uang, sejak awal Ramadan. Ada pula mobil kas keliling di lima kota besar selama 24 Agustus hingga 9 September 2010 bagi masyarakat yang tidak menjadi nasabah bank-bank tersebut.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. Zulkifli Zaini memproyeksikan kebutuhan uang kartal Lebaran tahun ini sekitar Rp 14,5 triliun atau rata-rata Rp 1,03 triliun per hari. Sementara BNI menyiapkan dana tunai Rp 37,9 triliun, yang akan disebar di 4.011 mesin anjungan tunai mandiri dan kantor cabang.
MAKROEKONOMI
Anggaran Tahun Depan Konservatif
PERTUMBUHAN ekonomi tahun depan diperkirakan 6,3 persen. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan pemerintah tidak ambisius menjaga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara rendah. Dalam nota keuangan yang disampaikan Presiden Yudhoyono kepada DPR, Senin pekan lalu, pemerintah mematok defisit anggaran 1,7 persen. Alasannya, upaya pemulihan perekonomian dunia belum akan maksimal tahun depan.
Bila kondisi global dan prospek investasi tahun depan membaik, tidak tertutup kemungkinan pemerintah merevisi asumsi pertumbuhan ekonomi. Mantan wakil presiden Jusuf Kalla sempat mengkritik angka asumsi yang mestinya bisa lebih tinggi. Apalagi peringkat investasi Indonesia semakin cemerlang. Pemerintah seharusnya berani melirik angka pertumbuhan 7 persen.
Tapi Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa menilai target tersebut dapat diterima. ”Itu angka moderat.” Dengan membaiknya iklim investasi, kata dia, pertengahan tahun ini ekonomi tumbuh 6,2 persen, atau naik dari asumsi sebelumnya 5 persen. Tahun depan ekonomi diperkirakan tumbuh lebih dari 6,4 persen.
INVESTASI
Korea Bangun Pabrik Ban
HANKOOK Tire Co., Ltd., perusahaan ban asal Korea Selatan, akan membangun pabrik di Indonesia, tahun ini. Investasi yang ditanamkan sekitar US$ 1,2 miliar. Produsen ban terbesar ketujuh dunia ini akan membikin fasilitas produksi berkapasitas 15 juta ban per tahun, terbesar setelah pabriknya di Hungaria dan Cina. Indonesia akan menjadi basis produksi untuk wilayah ASEAN, Amerika, dan Eropa.
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modala Gita Wirjawan, Indonesia dipilih setelah mempertimbangkan Thailand dan Vietnam. ”Skala pasar lebih besar dan iklim investasi baik,” kata Gita, Rabu pekan lalu. Perusahaan sedang mempertimbangkan tiga daerah untuk dipilih sebagai lokasi pabrik, yakni Bekasi, kawasan Jababeka, dan Cibitung.
Hankook akan menambah daftar pabrikan ban mobil di Indonesia yang saat ini sudah ada delapan, antara lain Bridgestone, Gajah Tunggal (IRC), Surya-Raya (FDR), Benteng Pratama (Mizzle), Industri Karet Deli (Swallow), dan Sumi Rubber (Dunlop). Kapasitas produksi per tahun mencapai 50 juta unit.
INFRASTRUKTUR
Belasan Bandara Dibangun
PEMERINTAH akan membangun 14 bandar udara baru dan merehabilitasi 118 bandar udara di seluruh Indonesia mulai tahun depan. Komitmen itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Senin pekan lalu. Namun anggaran yang disiapkan cuma Rp 198,7 miliar. Karena itu, pemerintah membuka pintu lebar-lebar kepada swasta.
Menurut Menteri Perhubungan Freddy Numberi, sebagian besar lapangan udara yang akan dibangun berada di kawasan Indonesia timur. Lima bandar udara internasional yang saat ini telah beroperasi—Soekarno-Hatta, Jakarta; Juanda, Surabaya; Polonia, Medan; Sultan Hasanuddin, Makassar; dan Ngurah Rai, Bali—akan diperluas agar memenuhi standar internasional. ”Ngurah Rai sudah melebihi kapasitas,” kata dia.
Sedangkan pengembangan Bandar Udara Sam Ratulangi di Manado diarahkan untuk penerbangan langsung Filipina-Manado.
PERBANKAN
BI Rilis Aturan LDR Baru
BANK Indonesia meluncurkan aturan baru tentang rasio penyaluran kredit terhadap dana pihak ketiga alias loan to deposit ratio (LDR), akhir bulan ini. Rasio LDR ditetapkan pada kisaran 78-102 persen. Bank yang tak memenuhi batasan itu akan diberi sanksi, yakni setoran giro wajib minimum (GWM) dinaikkan. Berapa besaran penalti GWM-nya, ”Masih difinalisasi,” kata Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo, di Jakarta, Selasa pekan lalu.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan aturan tersebut telah masuk proses legal drafting. ”Diusahakan Agustus ini terbit.” Tapi aturan ini tidak akan berlaku efektif secara langsung. Bank sentral memberi masa transisi enam bulan. Diharapkan, kebijakan baru ini bisa mendorong kinerja kredit perbankan. Total penyaluran kredit hingga akhir pekan kedua Agustus tercatat Rp 151 triliun, bertumbuh 19 persen. Ditargetkan, pertumbuhan kredit bisa mencapai Rp 8-9 triliun per minggu. Target kredit akhir tahun sebesar 22-24 persen.
Pengamat perbankan Aviliani menilai Bank Indonesia terburu-buru menetapkan batas LDR. Alasannya, LDR tidak bisa dipukul rata karena kondisi likuiditas tiap bank berbeda. Untuk menggenjot kredit, bank sentral seharusnya bersama pemerintah memperbaiki sektor riil yang masih bermasalah.
ANGGARAN
Anggaran Infrastruktur Diblokir
ANGGARAN pembangunan infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum terblokir. Instansi ini tergolong lambat membelanjakan bujet negara. Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto mengatakan, penyerapan fisik terlambat 7 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan keuangan telat 11,84 persen.
Akibat pemblokiran tersebut, sejumlah proyek terhambat. Misalnya proyek pembangunan Jembatan Surabaya-Madura dan paket pembangunan dengan kontrak beberapa tahun. ”Kami sedang membahasnya bersama Direktorat Jenderal Anggaran,” kata Djoko, di Jakarta, Rabu pekan lalu. Tahun ini Bina Marga mendapatkan alokasi Rp 17,2 triliun. Hingga semester pertama, penyerapan tercatat 40,71 persen. Sedangkan penyerapan fisik 50 persen.
Pemerintah menerapkan kebijakan reward and punishment terhadap kementerian dan lembaga. Instansi yang penyerapan anggarannya rendah, jatah anggaran tahun berikutnya akan dipotong. Namun, kata Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, Kementerian Keuangan baru memotong anggaran itu pada Maret 2011, pas laporan penggunaan anggaran masuk.
PERDAGANGAN
Kartel Semen Tak Terbukti
MAJELIS Komisi Pengawas Persaingan Usaha menyimpulkan tak menemukan bukti praktek kartel oleh delapan produsen semen. Dalam pembacaan putusan pada Kamis pekan lalu, Komisi tak menemukan pengaturan harga karena perbedaan harga di pabrik dan eceran tak signifikan. Begitu pula dugaan pengaturan pasokan dan pemasaran.
Ketua majelis Benny Pasaribu mengatakan masing-masing perusahaan terlapor memproduksi semen dengan utilitas 73-86 persen. Padahal pengaturan pasokan bisa terbukti bila produksi perusahaan terlapor di bawah 75 persen. ”Tidak dapat dikatakan perusahaan terlapor mengumpulkan keuntungan eksesif,” kata Benny.
Komisi meneliti dugaan kartel semen sejak pertengahan tahun lalu. Delapan produsen terlapor antara lain PT Indocement Tunggal Prakarsa, PT Holcim Indonesia, PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa, PT Semen Padang, dan PT Semen Bosowa Maros. Mereka menguasai lebih dari 50 persen pasar domestik. Bentuk kartel yang diduga terjadi adalah kombinasi pengaturan harga, pembagian area pemasaran, dan pengaturan produksi.
Toh, komisi antimonopoli ini tetap merekomendasi agar pemerintah membubarkan Asosiasi Semen Indonesia. Sebab, hasil pemeriksaan terhadap notulensi rapat dan laporan tahunan asosiasi menunjukkan terbukanya peluang pengaturan harga, produksi, dan pemasaran. Pemerintah juga diminta menetapkan harga eceran tertinggi dan menjaga ketersediaan pasokan semen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo