Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi Melemah, Jumlah Penganggur Membengkak
Badan Pusat Statistik melaporkan angka pengangguran terbuka di Indonesia bertambah 300 ribu orang sejak Februari 2014 hingga Februari tahun ini. Kepala BPS Suryamin mengatakan jumlah penganggur menjadi 7,45 juta jiwa atau setara dengan 5,81 persen dari total angkatan kerja. "Ini akibat dari perlambatan ekonomi," kata Suryamin, Selasa pekan lalu.
Penduduk usia kerja pada Februari 2015 mencapai 184,6 juta jiwa. Dari angka itu, 128,3 juta merupakan angkatan kerja dan pencari kerja, yang dalam setahun terakhir jumlahnya bertambah sebanyak 3 juta jiwa.
Tingkat pengangguran terbuka didominasi penduduk berpendidikan sekolah menengah kejuruan sebesar 9,05 persen, disusul pada jenjang sekolah menengah atas 8,17 persen serta diploma I, II, dan III sebesar 7,49 persen.
Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I tahun ini tercatat 4,71 persen atau turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni 5,21 persen. Pengamat ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Latif Adam, menilai target menekan angka pengangguran hingga 5,6 persen sangat berat bagi pemerintah. L
Industri
Erajaya Buka Pabrik Telepon Pintar
PT Erajaya Swasembada Tbk akan membuka pabrik perakitan telepon seluler pintar (smartphone) pada Juli mendatang. Menurut Presiden Direktur Erajaya, Hasan Aula, pabrik yang berlokasi di Pulogadung, Jakarta Timur, ini akan merakit beberapa merek ponsel yang selama ini diimpor dan didistribusikan oleh perseroan. "Kapasitas produksinya 100 ribu per tahun," katanya Kamis pekan lalu.
Pabrik dibangun oleh PT Axioo International Indonesia, perusahaan joint venture antara Erajaya dan PT Exa Nusa Persada-anak usaha Axioo International, Singapura. Setelah pabrik di Pulogadung beroperasi, Erajaya akan mendirikan pabrik smartphone lain di Cakung, Jakarta Timur, yang beroperasi pada 2016-2017.
Pada kuartal pertama tahun ini, kinerja keuangan Erajaya mengalami kenaikan. Emiten retail berkode ERAA itu meraup angka penjualan Rp 3,95 triliun atau naik 27,64 persen dari kuartal I 2014.
Bahan Bakar Minyak
Pertamina Tunda Peluncuran Pertalite
DIREKTUR Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan bahan bakar minyak jenis Pertalite batal didistribusikan mulai Mei ini. Sebab, bahan bakar dengan kadar oktan atau RON 90 itu belum rampung diuji. Belum lagi sosialisasi dan infrastruktur yang harus disiapkan agar bisa segera dipasarkan. "Kalau semua sudah siap, pasti akan kami sampaikan. Tapi belum Mei ini," kata Dwi, Kamis pekan lalu.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan akan meluncurkan Pertalite pada awal bulan ini. Bahan bakar campuran antara Premium dan Pertamax itu nantinya akan digelontorkan sebanyak 500 kiloliter per hari sebagai permulaan. Selanjutnya akan dinaikkan menjadi 1.000 kiloliter per hari sesuai dengan permintaan. l
Pajak
Penerimaan Pajak Nonmigas Naik
MESKI pertumbuhan ekonomi tengah lesu, kabar gembira hadir dari sisi penerimaan pajak. Juru bicara Direktorat Jenderal Pajak, Mekar Satria Utama, menuturkan, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014, realisasi penerimaan pajak tahun ini tumbuh cukup baik di sektor tertentu, di antaranya pajak penghasilan (PPh) nonmigas.
Sampai 30 April lalu, penerimaan PPh nonmigas sebesar Rp 180,168 triliun. Angka ini lebih tinggi 10,58 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. "PPh nonmigas merupakan salah satu instrumen untuk mengetahui pertumbuhan kesejahteraan dan kepatuhan masyarakat," kata Mekar, Rabu pekan lalu.
Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh PPh pasal 26 yang dibayarkan wajib pajak di luar negeri, yang naik 30,6 persen menjadi Rp 11,984 triliun. Selanjutnya dari PPh final yang tumbuh 21,23 persen menjadi Rp 30,439 triliun.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati memperkirakan kenaikan penerimaan tersebut ditopang oleh pertumbuhan obyek pajak pribadi dan badan. Ia menyarankan pemerintah agar menggenjot penerimaan dengan menambah jumlah obyek pajak, bukan dengan cara meningkatkan tarif. L
Otomotif
VW Bangun Unit Bisnis Truk
VOLKSWAGEN AG (VW) mengubah struktur perusahaan dengan mendirikan unit bisnis baru yang menggarap segmen kendaraan niaga. Strategi ini dilakukan VW setelah menguasai dua produsen truk utama di Eropa, MAN dan Scania.
Kabar yang dilansir Nasdaq menyatakan VW menjadikan Truck & Bus GmbH sebagai induk usaha yang menaungi MAN dan Scania. "Kami perlu membuat struktur yang jelas untuk mencapai target sebagai produsen truk terbesar di dunia," kata Komisaris VW Bernd Osterloh, seperti dikutip Reuters, Selasa pekan lalu.
VW membelanjakan miliaran euro untuk mengakuisisi MAN dan Scania. Strategi ini dijalankan untuk menyaingi Daimler dan Volvo, yang sudah lama bercokol di segmen kendaraan niaga.
Selain menguasai MAN dan Scania, saat ini VW menguasai beberapa merek kendaraan, yakni Audi, Ducati, Skoda, dan Porsche. Pada 2014, volume produksi kendaraan VW mencapai 10,2 juta unit di seluruh dunia, naik 4,9 persen dibanding pada 2013. Di Eropa, VW menguasai 12,6 persen pangsa pasar kendaraan.
Bahan Kebutuhan Pokok
Pemerintah Buka Peluang Impor Beras
MENTERI Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan siap mengimpor beras menjelang bulan puasa dan Lebaran untuk kestabilan harga. "Angkanya nanti kita lihat dari stok yang ada. Tapi pada prinsipnya sudah siap," ujar Rachmat, Kamis pekan lalu.
Rachmat mengatakan impor ini tak bertentangan dengan target Presiden Joko Widodo untuk swasembada pangan. Apalagi, memasuki Ramadan dan Idul Fitri, bahan kebutuhan pokok, seperti beras, berpotensi dikuasai pedagang yang bisa memainkan harga.
Kepala Staf Presiden Luhut Binsar Panjaitan memastikan, meskipun akhirnya mengimpor beras, target swasembada pangan tidak berubah. "Kalau melihat program Kementerian Pertanian, saya yakin tiga tahun lagi kita tak perlu impor," katanya.
Juru bicara Perum Bulog, Muhson, mengatakan penyaluran beras saat ini mencapai 240 ribu ton per bulan. Adapun penyerapan produksi beras lokal rata-rata per hari mencapai 25 ribu ton, tergantung masa panen di petani.
Ekonomi Kawasan
Eropa Naikkan Target Pertumbuhan
KOMISI Eropa memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto di zona euro akan mencapai 1,5 persen, naik dari proyeksi Februari lalu sebesar 1,3 persen. Mereka juga memprediksi pertumbuhan sebesar 2,1 persen untuk tahun depan. "Ekonomi Eropa menikmati musim semi paling terang sejak beberapa tahun terakhir," kata Komisioner Uni Eropa Pierre Moscovici, Selasa pekan lalu.
Menurut dia, ekonomi Eropa diuntungkan oleh sejumlah faktor sekaligus. Faktor itu antara lain harga minyak yang relatif tetap rendah, pertumbuhan global yang stabil, nilai tukar euro yang terus terdepresiasi, dan kebijakan ekonomi di Uni Eropa yang mendukung.
Pemulihan dimotori oleh Jerman sebagai kekuatan ekonomi terbesar Eropa. Pertumbuhan di Spanyol dan Irlandia pun diperkirakan berlanjut. Tapi prediksi untuk negara yang masih dilanda krisis utang, seperti Yunani, justru dipangkas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo