Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Minyak Dan Gas
Presiden Resmikan Terminal Gas Arun
PRESIDEN Joko Widodo meresmikan terminal penerima dan regasifikasi gas alam cair (LNG) Arun di Aceh, Senin pekan lalu. Infrastruktur ini adalah bekas kilang LNG yang dulu dioperasikan oleh ExxonMobil Oil Indonesia, yang direnovasi oleh PT Pertamina (Persero). Presiden berharap pengoperasian aset ini mendorong pertumbuhan industri. "Sehingga masalah pengangguran dan kemiskinan dapat diatasi," katanya.
Dalam peresmian itu dilakukan proses regasifikasi perdana satu kargo LNG dari Tangguh, Papua. Menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, fasilitas ini dirancang dengan kapasitas penyimpanan LNG 12 juta ton per tahun dan produksi 400 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). "Fasilitas ini tidak hanya mendukung pengurangan konsumsi BBM pembangkit PLN, tapi juga memenuhi kebutuhan gas industri di Aceh dan Sumatera Utara."
Moneter
Terapi Atasi Pelemahan Rupiah
PEMERINTAH mengeluarkan paket kebijakan untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Paket itu antara lain berisi pemberian insentif kepada eksportir, mendorong transaksi di dalam negeri menggunakan mata uang rupiah, dan mendorong badan usaha milik negara membentuk reasuransi. Rabu pekan lalu, kurs menembus level psikologis Rp 13 ribu per dolar Amerika.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebutkan defisit neraca transaksi berjalan menambah parah pelemahan rupiah, di samping faktor eksternal. Karena itu, yang diperlukan adalah memperbaiki neraca perdagangan, jasa, dan keuangan. "Neraca jasa penyebab utama defisit transaksi berjalan," katanya Selasa pekan lalu.
Untuk itu, ia akan merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 52 yang memberikan tax allowance kepada pengusaha yang menginvestasikan kembali dividennya di dalam negeri. Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung yakin paket kebijakan itu akan sangat membantu menstabilkan ekonomi.
Perbankan
Eks Bos Citibank Pimpin Cimb Niaga
PT Bank CIMB Niaga Tbk menominasikan mantan Chief Executive Officer Citibank Tigor Siahaan sebagai calon presiden direktur. Pengangkatannya menunggu persetujuan rapat umum pemegang saham, yang diagendakan pada 10 April mendatang. Bila mulus, Tigor akan resmi menggantikan Arwin Rasyid, yang mengajukan pengunduran diri. "Tigor merupakan sosok yang bertanggung jawab," kata sekretaris perusahaan CIMB Niaga, Rudy Hutagalung, kepada Tempo, Kamis pekan lalu.
Tigor memulai karier di Citi Indonesia pada 1995 sebagai management associate. Selama 20 tahun ia dianggap sukses melayani berbagai segmen nasabah, baik di Citi Indonesia maupun New York. Lulusan University of Virginia, Amerika Serikat, ini juga pernah menjabat chief country office untuk Indonesia.
Presiden Komisaris CIMB Niaga Dato Sri Nazir Razak memuji Tigor sebagai bankir karier yang kaya pengalaman. "Saya kagum pada masa kerja dan loyalitasnya."
Perpajakan
Pengguna Jalan Tol Kena Pajak
PEMERINTAH akan memungut pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen terhadap pengguna jalan tol mulai 1 April nanti. Ketentuan baru ini tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-10/PJ/2015 tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Jasa Jalan Tol.
Dengan kebijakan tersebut, menurut Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, pemerintah akan mendapat tambahan penerimaan sekitar Rp 500 miliar.
"Tidak terlalu banyak, karena baru akan diterapkan menjelang pertengahan tahun," ujarnya di Jakarta, Rabu pekan lalu. Mardiasmo menilai penerapan pajak ini wajar karena mayoritas pengguna jalan tol adalah masyarakat mampu.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memprotes aturan baru itu. Pengurus harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan seharusnya pemerintah mewajibkan operator membenahi layanannya lebih dulu. Tulus menilai, demi menggenjot pendapatan pajak Rp 1.300 triliun, pemerintah kian rakus membebani masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo