Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

OJK Sebut Digitalisasi Perbankan Tak Akan PHK Karyawan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai transformasi digital di sektor perbankan tak akan mengurangi tenaga kerja.

21 Agustus 2024 | 06.51 WIB

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam peluncuran peta jalan pengembangan industri Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah di Jakarta Selatan, Senin 20 Mei 2024. TEMPO/Ilona
Perbesar
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam peluncuran peta jalan pengembangan industri Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah di Jakarta Selatan, Senin 20 Mei 2024. TEMPO/Ilona

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai transformasi digital di sektor perbankan tak akan mengurangi tenaga kerja. Langkah ini diklaim justru membutuhkan banyak tenaga kerja yang terampil dan memiliki skill.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan logika digitalisasi akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja atau PHK itu keliru. “Tidak seperti itu logikanya. Contohnya, suatu bank yang mengembangkan super apps, tenaga kerja yang diperlukan itu mungkin hampir 300-400 untuk menangani masalah itu,” kata Dian usai meluncurkan buku Panduan Resiliensi Digital di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, pada Selasa, 20 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dian mengatakan dalam transformasi digital industri perbankan justru membutuhkan tenaga kerja yang terampil di bidang IT. Dia mengatakan saat ini para pegawai perbankan juga bisa dilatih IT agar lebih adaptif di era digital. 

“Artinya memang persoalan tenaga kerja kita itu lebih banyak terkait dengan masalah transformasi. Di berbagai negara juga begitu. Skill yang dibutuhkan. Bagaimana me-retraining masyarakat, dari sektor tradisional ke digitalisasi,” kata dia.

Selain itu, penggunaan teknologi dalam pelayanan juga bisa mengefisiensi operasional. Langkah ini juga akan bisa menumbuhkan laba perusahaan. “Dia akan menumbuhkan bisnis dan layanan masyarakat lebih baik,” kata dia. 

Tak hanya itu, Dian juga mencatut survei McKinsey & Company pada 2023 yang merekam pemanfaatan AI pada industri perbankan diproyeksikan memberi kenaikan pendapatan hingga 4,7 persen. Dia menyebut dalam teknologi kini dapat dimanfaatkan untuk melayani, memantau risiko, dan mengembangkan produk agar tetap relevan di masyarakat.

“Lebih tinggi dibandingkan dengan industri lainnya, seperti farmasi, pendidikan, telekomunikasi, dan lain sebagainya,” kata dia.

Dia menyebut mahalnya investasi di bidang IT membutuhkan perencanaan yang tepat dari perbankan. Langkah ini bisa ditempuh dengan menyisihkan keuntungan bisnis untuk mengembangkan layanan berbasis digital secara berkala. 

“Kalau tidak, persaingan menjadi tidak sempurna. Karena satu bank misalnya dengan teknologi tinggi, sementara bank lain dengan teknologi yang ala kadarnya itu sudah tahu akibatnya seperti apa,” kata dia.

Adil Al Hasan

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus