Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk. optimistis strategi pengurangan jam operasional mal dan hotel yang ditempuh perseroan bakal menghasilkan penghematan biaya untuk tiga bulan ke depan. Perseroan pada pekan lalu telah mengumumkan pemangkasan waktu operasional mal dan hotel akibat adanya wabah Virus Corona alias COVID-19.
“Dalam masa yang penuh ketidakpastian ini, kami telah membuat sejumlah keputusan yang menempatkan Lippo Karawaci di posisi terbaik bagi para karyawan, pelanggan, dan pemegang saham kami, ” kata CEO Lippo Karawaci John Riady dalam keterangan tertulis, Senin, 30 Maret 2020.
John menjanjikan, bisnis-bisnis perseroan akan terus melayani para pelanggan sembari secara aktif mempromosikan dan mengedukasi pelanggan tentang praktik menjaga jarak sosial dan kebersihan.
Melalui akun twitter resmi Lippo Malls Indonesia, @lippomalls, Lippo mengumumkan adanya penyesuaian waktu operasional mal di area Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi alias Jabodetabek, Bandung, Bali, dan Manado mulai 18 Maret 2020.
Dengan waktu operasional anyar, mall Lippo akan beroperasi pada hari Senin hingga Kamis mulai pukul 11.00 hingga 20.00 waktu setempat. Pada hari Jumat, mall buka mulai 11.00 hingga 21.00. Sementara, pada hari Sabtu, Minggu, dan Hari Libur Nasional mall buka pukul 10.00 hingga 22.00.
Selain melakukan penghematan operasional, Lippo mengklaim telah menerapkan beberapa langkah pencegahan untuk memperkuat posisi keuangan dalam beberapa waktu ke belakang. "Selama tiga bulan terakhir, kami telah secara proaktif mengambil langkah-langkah untuk memperkuat fleksibilitas keuangan kami dan hal ini nantinya akan membantu kami menavigasikan diri secara efektif untuk melalui suatu situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya," tutur John.
Dengan penerapan langkah pencegahan tersebut, di tingkat perusahaan induk, perseroan saat ini memiliki lebih dari Rp 3,5 triliun dalam bentuk tunai, secara substansial dalam mata uang dolar Amerika Serikat dan dolar Singapura. Selain itu, perseroan mencatat tingkat utang bersih terhadap ekuitas Perseroan sebesar 21 persen. "Hal ini memastikan Perseroan berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi dampak pandemi global corona," kata John Riady.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini