Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) tengah menyiapkan skenario “new normal" atau normal baru di tengah masa pandemi corona. Skenario ini disusun untuk menindaklanjuti terbitnya Surat Edaran Menteri BUMN Nomor 336/MBU/05/2020 tentang Antisipasi Skenario The New Normal Badan Usaha Milik Negara.
Berdasarkan skenario tersebut, perseroan akan mengizinkan pegawai di bawah 45 tahun kembali masuk ke kantor pasca-Idul Fitri 1441 Hijriah. Ini merupakan skenario normal baru tahap pertama. Menyusul kebijakan itu, perusahaan menetapkan syarat pegawai yang masuk kantor harus berada dalam kondisi sehat disertai bukti hasil rapid test yang menunjukkan dirinya non-reaktif Covid-19.
“Sebelum kembali bekerja di kantor, seluruh karyawan yang masuk ke kategori diizinkan WFO (Organisasi Kesehatan Dunia) akan kami lakukan rapid test terlebih dulu," tutur Senior Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan, Jumat, 22 Mei 2020.
Jika rapid test menunjukkan hasil non-reakif, pegawai akan diizinkan bekerja. Sedangkan bila hasilnya positif-reaktif, karyawan tersebut akan dikarantina dan diproses untuk melakukan swab test di rumah sakit sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Hutama Karya, tutur Fauzan, akan memfasilitasi kegiatan rapid test.
Adapun skenario normal baru ini disusun untuk menindaklanjuti terbitnya Surat Edaran Menteri BUMN Nomor 336/MBU/05/2020 tentang Antisipasi Skenario The New Normal Badan Usaha Milik Negara. Skenario normal baru akan menjadi panduan karyawan dan segera diimplementasikan.
Fauzan menerangkan, normal baru dijalankan untuk mengembalikan produktivitas serta memulihkam aktivitas ekonomi. Dengan begitu, perusahaan dapat mempercepat penyelesaian proyek yang sedang digarap.
Selain mengizinkan pekerja di bawah 45 tahun bekerja di kantor kembali, Fauzan menerangkan Hutama Karya bakal mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital secara terintegrasi. Sistem ini penting untuk memastikan seluruh proses bisnis konstruksi tetap berjalan di tengah berbagai skenario yang mungkin dihadapi di tengah virus yang masih mewabah.
“Saat ini kami memiliki sistem aplikasi terintgerasi berbasis SAP untuk mendukung proses kerja,” ucap Fauzan.
Dengan teknologi yang ada, perusahaan akan memproses absensi secara online dengan menggunakan aplikasi. Adapun tanda tangan dokumen juga dilakukan secara digital. Sedangkan dari sisi teknisi, perusahaan telah menggunakan Autodesk BIM 360 yang digadang-gadang dapat mengendalikan proyek bangunan sejak fase awal dan mengomunikasikan desain yang dimaksud secara efektif.
"Lalu dari sisi supply chain management, kami juga menggunakan aplikasi berbasis SAP untuk memantau hingga memproses invoice yang masuk dari berbagai rekanan perusahaan," tuturnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini