Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban ikut menanggapi pertumbuhan tabungan orang kaya di atas Rp 5 miliar yang dinilai tinggi oleh Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut data tersebut, pertumbuhan simpanan tier di atas Rp 5 miliar meningkat dari 4,9 persen YoY pada Januari 2019 menjadi 9,6 persen YoY pada Maret 2023 yang diiringi peningkatan rata-rata nominal per rekening.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, hal ini berbeda dengan data LPS soal simpanan di bawah Rp 100 juta yang melambat. Angka pertumbuhan simpanan di bawah Rp 100 juta melambat dari 9,3 persen YoY pada Januari 2019 menjadi 3,6 persen pada Maret 2023. Kondisi ini juga diiringi penurunan rata-rata nominal per rekening dari Rp 2,9 juta menjadi Rp 1,96 juta.
“Kelihatan kesenjangan pertumbuhan ekonomi tinggi, orang kaya makin kaya, miskin makin miskin ditunjukkan dengan yang nabung Rp 100 juta ke bawah hanya 3 persenan,” ujar Elly saat dihubungi pada Selasa, 8 Mei 2023.
Menurut dia, saat pandemi Covid-19, orang kaya justru diuntungkan. Indikasinya, dia berujar, semua peralatan kesehatan dan obat-obatan dikuasai konglomerat. Meski begitu, ia juga mempertanyakan dari mana sumber kekayaan orang atau perusahaan dengan tabungan di atas Rp 5 miliar itu.
Elly menduga para konglomerat dapat terus menambah kekayaaannya, lalu menguasai industri, dan semua yang dipakai ketika pandemi Covid-19. “Karena yang Rp 100 juta ke bawah adalah pelaku UMKM, bahkan pengusaha kecil, modal usaha Rp 100 juta kecil apalagi memakai tenaga kerja,” tutur Elly.
Selain itu, Elly berujar, data LPS itu mengungkap adanya perpindahan dari pekerja formal menjadi informal yang meningkat. Hal itu, kata dia, menandakan bahwa pertumbuhan pendapatan dari tenaga kerja semakin buruk, pendapatan tidak menentu, dan pekerja informalitas makin meningkat. “Artinya tidak ada peningkatan pendapatan pekerja,” ucap Elly.
Pelaksana tugas Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Ferry Irawan, sebelumnya menilai tabungan orang kaya itu naik siginifikan karena ola konsumsinya lebih rendah.
“Porsi konsumsi konsumen tingkat atas lebih rendah karena mereka cenderung untuk menabung atau berinvestasi lebih banyak, bahkan tren ini berlangsung sebelum pandemi,” tutur Ferry.
MOH KHORY ALFARIZI | CAESAR AKBAR
Pilihan Editor: Tabungan Orang Kaya di Atas Rp 5 Miliar Naik 10 Persen Lebih, Ekonom: Terjadi Setelah Pandemi Covid-19
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini