Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian atau Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menanggapi soal kekhawatiran pelaku usaha bengkel atas pemberian insentif kendaraan listrik. Ia memastikan pengembangan ekosistem kendaraan listrik tak akan menggerus bisnis pelaku usaha industri kecil menengah (IKM) yang melayani kendaraan konvensional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Membangun ekosistem mobil listrik ini termasuk di dalamnya adalah pendalaman struktur. Pendalaman struktur yang ada di combution itu sudah matang, perusahaan-perusahaan otomotif itu sudah banyak memiliki program 'bapak angkat', misalnya dengan IKM," ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan pada Selasa, 27 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artinya, dalam beberapa tingkatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik, menurut Agus, IKM juga akan ikut terlibat. Misalnya, pelaku usaha bengkel akan mendapatkan keuntungan dari pengerjaan konversi kendaraan konvensional ke kendaraan berbasis listrik.
Terlebih, pemerintah berencana akan memberikan insentif untuk konversi motor tua, motor lama, second hand, combution listrik. "Itu semua pengerjaan konversinya itu pasti tidak ada di industri otomotif. Pengerjaan konversinya itu pasti di bengkel-bengkel. Itu akan hidup," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Taufik bawazier mengatakan bengkel berbasis IKM di Tanah Air masih tetap tumbuh, khususnya dalam hal suplai komponen-komponen kendaraan. Sebab, Menteri Perindustrian telah mewajibkan komponen kendaraan listrik harus berasal dari hasil produksi dalam negeri sampai 80 persen atau sekitar 153 komponen.
"Artinya ada local purcashing, TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Jadi dengan adanya TKDN itu, IKM itu tetap berproduksi," ujar Taufik.
Bahkan Taufik menilai pesanan terhadap produk-produk IKM bertambah, bukan hanya di pasar Indonesia tetapi secara global. Sebab, menurutnya, IKM Indonesia juga bisa menjadi bagian dari rantai pasok atau suplai chain kendaraan listrik secara internasional.
"Artinya ini ada tambahan-tambahan input baru yang membuat mereka (IKM) tambah inovasinya, mensuplai komponen-komponen tadi. Sebetulnya ini potensi baru, jangan sampai mengecilkan hati," kata dia.
Adapun pemerintah menargetkan 400 ribu mobil listrik beredar di Indonesia pada 2025 atau sebanyak 20 persen dari seluruh mobil yang ada di Tanah Air. Sedangkan untuk sepeda motor listrik, pemerintah menargetkan 1,75 juta unit pada 2025. Meskipun, kata Taufik, Presiden Joko Widodo alias Jokowi meminta Kementerian Perindustrian mencapai target 2 juta sepeda motor listrik.
Sementara untuk pembagian insentifnya, ia mengatakan skema atau formulanya masih menjadi pembahasan Kementerian-Kementerian terkait. "Htung-hitungannya nanti menteri sudah paham betul. Jadi nanti kita tunggu saja karena ini sudah high politic," ucapnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.