Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rolls Royce Holdings Plc. dalam waktu dekat akan merealisasikan pemangkasan atau PHK 700 pekerjanya di Inggris pada tahun ini dan angkanya dikabarkan bakal masih akan bertambah. Hal tersebut menyusul tercapainya kesepakatan perusahaan dengan serikat pekerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah yang diambil itu adalah salah satu bentuk perampingan bisnis dari Rolls Royce. Seperti dikutip dari Bloomberg pada Jumat, 18 Juli 2020, perusahaan sebelumnya juga telah mengumumkan rencananya untuk memangkas sekitar 3.000 pekerjanya tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain memberikan kesempatan pekerja untuk mengundurkan diri dengan jaminan pesangon, perusahaan juga akan melakukan PHK secara paksa di beberapa daerah. Hal itu telah dikonfirmasi oleh juru bicara Rolls Royce.
Sejumlah sumber Bloomberg mengatakan, pemangkasan jumlah pekerja paling banyak akan terjadi di sebuah pabrik di Inchinnan, Skotlandia, serta Barnoldswick dan Birmingham di Inggris.
Keputusan Rolls Royce ini tak lepas dari tekanan yang datang dari pandemi Covid-19. Sebab, wabah telah membuat permintaan terhadap mesin buatan Rolls Royce mengalami penurunan drastis, terutama untuk mesin-mesin produk dirgantara.
CEO Rolls Royce Warren East mengakui membutuhkan struktur perusahaan yang lebih ramping untuk menyelamatkan perusahaan dari tekanan akibat pandemi Covid-19. Pada Mei lalu, East mengaku membutuhkan langkah-langkah strategis untuk menyelamatkan perusahaan.
“Ini krisis yang kami hadapi dan kami harus mengatasinya. Pelanggan maskapai penerbangan kami dan mitra kerangka pesawat tengah beradaptasi dan kami juga,” kata CEO Rolls-Royce, Warren East.
Tak hanya itu, reorganisasi juga akan berdampak pada bisnis aerospace dan saat ini perusahaan tengah melakukan kajian secara detail. East sebelumnya mengatakan kepada investor bahwa perusahaan perlu menyimpan 1 miliar pound atau setara US$ 1,24 miliar pada tahun ini karena mereka menghadapi tantangan terbesar sejak 1970-an.
Perusahaan memperkirakan angka itu akan bertambah menjadi 1,3 miliar pounds secara tahunan, dan 700 miliar pounds di antaranya berasal dari pemangkasan jumlah karyawan. Sebelumnya, perusahaan juga menyatakan rencananya untuk memproduksi 250 mesin pesawat tahun ini, lebih rendah dari estimasi sebelumnya yakni 450.
BISNIS