Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pertumbuhan Impor Barang Konsumsi Melampaui Impor Bahan Baku

Struktur Impor Indonesia dalam setahun terakhir mulai menunjukkan kecenderungnya terhadap barang-barang konsumsi.

25 Juni 2018 | 15.08 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik Suharyono saat merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2017 di kantor pusat Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, 6 November 2017. BPS merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2017 sebesar 5,06 persen year on year (yoy), lebih tinggi dari kuartal pertama dan kedua 2017 sebesar 5,01 persen. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Kepala Badan Pusat Statistik Suharyono saat merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2017 di kantor pusat Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, 6 November 2017. BPS merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2017 sebesar 5,06 persen year on year (yoy), lebih tinggi dari kuartal pertama dan kedua 2017 sebesar 5,01 persen. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tren impor Indonesia barang-barang konsumsi dalam setahun terakhir tinggi dibanding impor barang lain. Impor barang konsumi ini melampaui jumlah impor bahan baku dan barang modal yang menghasilkan nilai tambah bagi industri lokal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Kepala BPS Suhariyanto, impor barang konsumsi Mei 2018 tercatat sebesar US$ 1,73 miliar atau tumbuh 14,88 persen (month-to-month/mtm) atau tertinggi dibanding bahan baku dan barang modal. "Impor konsumsi tumbuh paling tinggi, tapi barang modal justru paling kecil," kata dia di kantornya di Jakarta Pusat, Senin, 25 Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

 

Menurut Suhariyanto, kenaikan impor barang konsumsi ini memang wajar terjadi saat momen Bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri. Ada berbagai produk yang menyulut kenaikan impor barang konsumsi Indonesia, yaitu impor beras dari Vietnam, impor anggur dari Cina, hingga vaksin dari India.

Meski begitu, toh kenaikan tidak hanya akibat Ramadhan dan Lebaran semata. Impor barang konsumsi pada Mei 2018 ini sudah tumbuh 34,01 persen (year-on-year). Angka ini jauh melebihi impor barang baku sebesar 24,55 persen (yoy). Walau, angka ini masih kalah dibanding impor barang modal sebesar Rp 43,4 persen (yoy).

Sebelumnya, peningkatan impor barang konsumsi juga terjadi saat Suhariyanto menyampaikan rilis untuk bulan April 2018 di Kantor BPS pada 15 Mei 2018. Impor konsumsi April 2018 meningkat 28,55 persen (mtm) dan 38 persen (yoy). "Ini akibat peningkatan impor bawang, daging beku, dan beras," kata Suhariyanto saat itu.

Suhariyanto mengatakan kontribusi barang konsumsi terhadap keseluruhan impor per Mei 2018 ini memang masih berada di angka 9,79 persen. Angka ini jauh di bawah kontribusi bahan baku sebesar 74,3 persen dan barang modal sebesar 15,91 persen.

Tapi, tren kenaikan terus terjadi. Pada April 2017, kontribusi barang konsumsi masih di level 9,39 persen. Sementara bahan baku tak berubah yaitu 74,3 persen. Penurunan justru dialami barang modal karena sebulan lalu, kontribusinya terhadap impor masih 16,29 persen.

Tak hanya meningkat dibanding April 2018, impor barang konsumsi juga naik tinggi sejak awal tahun. Total impor barang konsumsi Januari-Mei 2018 mencapai US$ 7,17 miliar atau naik 27,75 persen dari Januari-Mei 2017 yang hanya US$ 5,61 miliar. Impor barang konsumsi tumbuh lebih tinggi daripada bahan baku yang hanya 22,59 persen dan lebih rendah dari barang modal yang tumbuh 33,73 persen.

 

 

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus