Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Petani Gagal Panen akibat Erupsi Marapi

Para petani di sekitar Gunung Marapi gagal panen dan mengalami kerugian hingga miliaran rupiah karena erupsi Gunung Marapi.

5 Februari 2024 | 10.17 WIB

Perkebunan Sayur di Kawasan Gunung Marapi Rusak Dampak Abu Vulkanik
Perbesar
Perkebunan Sayur di Kawasan Gunung Marapi Rusak Dampak Abu Vulkanik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat sudah mulai menurun sejak 25 Januari 2024. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat pada 25 Januari 2024 menjadi puncak letusan dengan terjadi sebanyak 49 kali hembusan.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Namun bencana yang terjadi sejak 3 Desember 2023 tidak sampai disitu saja. Banyak dari petani yang mengalami gagal panen dan rugi miliaran rupiah. Firdaus, Wali Nagari Bukik Batabuah Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam mengatakan, taksiran kerugian petani ada sekitar 1 miliar lebih. Sebab 75 persen dari masyarakatnya bekerja sebagai petani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Rata-rata penduduk kami bekerja di sektor pertanian,” katanya pada Senin, 5 Februari 2024.

Dia melanjutkan, luas lahan yang terdampak ada sekitar 55 hektar lebih. Lahan tersebut ditanami tanam holtikultura seperti cabe, tomat, kubis, bawang merah, terong dan bawang daung. “Rata-rata umur dari tanaman tersebut antara 15 sampai 45 hari. Ini masih data sementara karena masih proses pendataan lebih lanjut” katanya.

Selanjutnya dia masih melakukan kajian dan menghitung kerugian secara tepat. Tetapi untuk rencana ganti rugi ataupun bantuan dari Pemerintah Kabupaten Agam belum ada. “ Belum ada kabar sampai hari ini,” katanya.

Sementara itu Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan, ada sekitar 960 hektar lahan pertanian yang terdampak erupsi Gunung Marapi yang terjadi sejak 3 Desember 2023. “Ada 960 hektar lahan yang gagal panen. Lalu ada 3000 orang yang terdampak hal tersebut,” katanya. 

Namun, Eka belum bisa memastikan berapa kerugian yang dialami oleh petani di wilayah yang dipimpinnya . “Saya belum taksir berapa kerugiannya,” katanya.



close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus