Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat sudah mulai menurun sejak 25 Januari 2024. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat pada 25 Januari 2024 menjadi puncak letusan dengan terjadi sebanyak 49 kali hembusan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun bencana yang terjadi sejak 3 Desember 2023 tidak sampai disitu saja. Banyak dari petani yang mengalami gagal panen dan rugi miliaran rupiah. Firdaus, Wali Nagari Bukik Batabuah Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam mengatakan, taksiran kerugian petani ada sekitar 1 miliar lebih. Sebab 75 persen dari masyarakatnya bekerja sebagai petani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Rata-rata penduduk kami bekerja di sektor pertanian,” katanya pada Senin, 5 Februari 2024.
Dia melanjutkan, luas lahan yang terdampak ada sekitar 55 hektar lebih. Lahan tersebut ditanami tanam holtikultura seperti cabe, tomat, kubis, bawang merah, terong dan bawang daung. “Rata-rata umur dari tanaman tersebut antara 15 sampai 45 hari. Ini masih data sementara karena masih proses pendataan lebih lanjut” katanya.
Selanjutnya dia masih melakukan kajian dan menghitung kerugian secara tepat. Tetapi untuk rencana ganti rugi ataupun bantuan dari Pemerintah Kabupaten Agam belum ada. “ Belum ada kabar sampai hari ini,” katanya.
Sementara itu Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan, ada sekitar 960 hektar lahan pertanian yang terdampak erupsi Gunung Marapi yang terjadi sejak 3 Desember 2023. “Ada 960 hektar lahan yang gagal panen. Lalu ada 3000 orang yang terdampak hal tersebut,” katanya.
Namun, Eka belum bisa memastikan berapa kerugian yang dialami oleh petani di wilayah yang dipimpinnya . “Saya belum taksir berapa kerugiannya,” katanya.
Pilihan Editor: Sederet Menteri-Wakil Menteri Jokowi yang Aktif Kampanye Dukung Prabowo-Gibran, dari Luhut hingga Bahlil