Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pilih Bir Atau Pepsodent

PT Multi Bintang Indonesia menjual sahamnya ke masyarakat, disusul PT Unilever Indonesia. Saham yang dijual PT Unilever merupakan yang terbesar.

7 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BINTANG-bintang tenis kelas wahid di dunia seperti Vitas Gerulaitis (AS) dan Ivan Lendl (Ceko) akhir pekan ini akan bertarung di Senayan. Yang menjadi sponsor Bir Bintang. "Untuk menyambut ulangtahun perusahaan yang ke-50," kata Tanri Abeng, 39 tahun, Pres-Dir PT Multi Bintang Indonesia. Lebih dari itu keramaian di lapangan tenis tersebut kelihatannya memang sengaja diadakan untuk menyambut izin go public yang diperoleh perusahaan bir itu dari Bapepam tanggal 27 Oktober yang lalu. Sebanyak 3,2 juta saham atau sekitar 15% dari 21 juta saham perusahaan itu mulai ditawarkan tanggal 4 November dan berakhir 2 minggu kemudian. Harga per lembar Rp 1.570 dengan nilai nominal Rp 1.000. Dengan demikian Multi Bintang Indonesia merupakan perusahaan kedelapan yang menjual sahamnya ke masyarakat (gopublic) setelah PT Semen Cibinong, PT BAT Indonesia, PT Caltex, PT Tifico, PT Richardson Merrell Indonesia, Goodyear Indonesia dan PT Merck Indonesia. Sedangkan jumlah saham yang telah dijual sekarang ini lebih kurang Rp 40 milyar. Keluarnya izin go public untuk Multi Bintang Indonesia itu merupakan puncak dari berbagai usaha yang dilakukannya selama ini untuk mengadakan perluasan. Bulan Maret yang lalu misalnya, dia membeli perusahaan minuman ringan Prancis yang bangkrut di Medan (PT Brasseries de I'Indonesie). Merebut lisensi untuk pemasaran dan produksi bir hitam Guinness Stout. Kemudian mengubah nama dari PT Perusahaan Bir Indonesia menjadi PT Multi Bintang Indonesia. Untuk nama baru ini sendiri ia secara khusus memesan logo yang dirancang biro reklame Landor dari AS yang membuat logo Levi's Singapore Airlines, Lufthansa dan macam-macam lagi. Dari 3,2 juta saham yang ditawarkan itu Multi Bintang mengharapkan bisa mengumpulkan modal sekitar Rp 5 milyar. Modal baru itu akan dipergunakan untuk perluasan pabrik yang ada di Tangerang. Dalam satu-dua bulan mendatang dari situ sudah bisa dipasarkan bir kalengan. "Satu produk yang amat penting kalau bir Indonesia mau diekspor," kata Tanri Abeng. Menurut direktur berdarah Bugis dan berpendidikan AS itu, pada tahun 1980 perusahaan untung Rp 2,7 milyar, dibandingkan hanya Rp 1 milyar tahun sebelumnya. Tahun ini dia memproyeksikan keuntungan Rp 4 milyar atau kenaikan sekitar 40%. Tinggal masyarakat mau memilih yang mana. Sebab pada akhir November perusahaan yang juga sudah berusia setengah abad akan menjual saham pula. PT Unilever Indonesia malahan akan memecahkan rekor penjualan saham yang diperkirakan mencapai Rp 30 milyar. Persetujuan go public untuk perusabaan multi nasional ini akan ditentukan tanggal 16 November. Sebuah sumber memperkirakan jumlah saham yang akan dijual meliputi 9 juta lembar saham lebih. Direktur Pemasaran Unilever, Philip E. Martin menyebutkan penghasilan perusahaan itu setahun US$ 250 juta atau sekitar Rp 150 milyar. Laju pemasaran perusahaan itu diperkirakannya sekitar 20% rata-rata per tahun sejak sepuluh tahun yang lampau. Hasil produksi perusahaan yang merupakan cabang dari Unilever N.V. di Negeri Belanda dan Unilever Ltd. dari Inggris ini meliputi 200 macam barang barang konsumsi. Lux, Rinso, Pepsodent, Blue Band merupakan produknya yang paling berakar. Menurut Yamani Hasan, Ketua Dewan Direksi PT Unilever, penambahan modal yang diharapkan datang dari masyarakat itu akan dipergunakan untuk memperluas dan memodernisasi pabrik-pabriknya yang ada di Jakarta dan Surabaya. Di kawasan Industri Rungkut Surabaya, Unilever sedang mempersiapkan pabrik kosmetika yang akan berproduksi akhir tahun 1982. "Keseluruhan perluasan dan modernisasi yang direncanakan akan memakan biaya sebanyak US$ 104 juta," kata Yamani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus