Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pilihan Gerai Bisnis Minuman Milenial, Modal di Bawah Rp 20 Juta

Bisnis waralaba kini menjadi salah satu alternatif pilihan bagi anak muda atau milenial untuk memulai usaha.

7 Juli 2019 | 17.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gerai minuman Loi Loi dipamerkan dalam International Franchise License and Business Concept Expo and Conference di Jakarta Convention Center. Ahad, 7 Juli 2019. Tempo/ Caesar Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis waralaba kini menjadi salah satu alternatif pilihan bagi anak muda atau kaum milenial untuk memulai usaha. Ada berbagai macam pilihan bidang yang bisa dipilih, salah satunya adalah minuman kekinian dalam kemasan. Harga yang ditawarkan untuk memulai bisnis ini pun masih berkisar mulai di bawah Rp 10 juta.

BACA: Jokowi Wacanakan Menteri Milenial, Apindo Usulkan Pendiri Gojek

Misalnya saja minuman kekinian bermerek Pop Pop yang membuka tawaran franchise dengan harga 9,9 juta. "Itu sudah bersih untuk kontrak tiga tahun dan kelengkapan-kelengkapan dasar," ujar Aldy, sales Pop Pop saat ditemui di gerainya pada pameran waralaba bertajuk Interational Fanchise License and Business Concept Expo and Conference di Jakarta Convention Center, Minggu, 7 Juni 2019.

Dengan biaya tersebut, para calon pebisnis sudah mendapatkan gerai penjualan, gratis 100 porsi awal, dan pendaftaran untuk pengisian online. Adapun kontrak itu akan berlaku selama tiga tahun dan mesti dibeli kembali bila sudah lewat jangka waktunya.

"Tapi itu harga promo, kalau pada hari biasa, harganya Rp 18 juta, makanya banyak yang membayar DP untuk penguncian harga," tutur Aldy. Berdasarkan proyeksinya, para pedagang minuman olahan susu, teh, kopi, dan cokelat itu bisa balik modal dalam tiga bulan.

BACA:  Modal Rp 2 Juta, Sudah Bisa Bisnis Waralaba Kuliner

Catatannya, pedagang bisa menjual 75 porsi dalam sehari dengan harga per gelas Rp 10.000. Sehingga, dalam sehari pemasukannya adalah Rp 750.000 atau Rp 22.500.000 dalam sebulan. Dengan dikurangi harga pokok penjualan Rp 13.500.000 per bulan, maka profit kotornya adalah Rp 9.000.000 per bulan.

Adapun biaya operasional bulanannya diperkirakan sebesar Rp 5.750.000 dengan rincian gaji dua orang karyawan Rp 4.000.000 per bulan, sewa tempat Rp 1.500.000 per bulan, dan biaya lainnya Rp 250.000 per bulan. Dengan demikian net profitnya adalah Rp 3.250.000 per bulan.

Dengan mengusung konsep minuman kekinian berbahan dasar susu, teh, dan kopi, Loi Loi juga menawarkan bisnis waralaba untuk anak muda. "Kami membidik lingkungan kampus karena segmen kami harganya harga anak kampus," ujar Boy Alkasih, salah satu pengelola gerai Loi-Loi.

Untuk membeli merek Loi-Loi, calon pebisnis harus siap menggelontorkan duit Rp 15,9 juta untuk kontrak selama tiga tahun dan bonus 200 gelas minuman siap jual. "Kami tidak menarik royalti sedikit pun," tutur Boy.

Hanya saja, biaya tersebut masih belum termasuk gerai dagangan. Untuk membeli gerai, ada pilihan harga mulai Rp 8,5 juta hingga Rp 20 juta, bergantung kepada besar gerai.

Saat ini, gerai minuman yang sudah berdiri sejak 2016 itu telah tersebar di sejumlah kota besar, seperti Jakarta, Maksar, Bekasi, Surabaya, Pontianak, dan Pekanbaru. Semua gerai itu dibuka dan dioperasikan oleh perusahaan. "Itu belum franchise, ada 4 di Jakarta kebanyakan di kampus," kata Boy.

Dalam kondisi sepi, Boy mengatakan gerainya bisa menjual sekitar 60 gelas minuman dalam sehari, atau rata-rata penjualan 100 hingga 150 gelas per hari. Adapun harga per gelasnya adalah sekitar Rp 15 ribu.

 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus