DI saat sektor perbankan di Indonesia mengalami over-likuiditas dan bingung mencari saluran kredit, Bank Danamon memperoleh lahan berupa proyek pembangunan gedung pusat Merpati Nusantara Airlines di Jakarta Pusat. Bangunan berlantai 16 itu diperkirakan akan menelan investasi Rp 52,5 miliar, yang seluruh dananya disediakan oleh Preskom Danamon, Usman Admadjaja. Dalam perjanjian kredit disebutkan bahwa pinjaman itu berjangka 12 tahun, dengan 2 tahun grace period dan 10 tahun mencicil. Tingkat bunganya 3% di atas bunga deposito. Bila dihitung berdasarkan tingkat bunga saat ini, risiko pinjaman yang harus dibayar Merpati antara 17% dan 18%. Ini terhitung murah, terutama jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga pinjaman dalam negeri yang masih bertengger pada angka 20%21% per tahun. Kendati dari segi pembiayaan tak begitu berat, masih dipertanyakan orang apa perlu Merpati membangun kantor 16 tingkat. ''Sangat perlu,'' kata Oemardi, pemimpin Proyek Gedung Kantor Pusat Merpati. Alasannya, sejak hanggar dan perkantorannya tergusur oleh proyek Pekan Raya Jakarta, Merpati tak lagi punya ''kandang'' yang tetap. Bahkan, kantornya harus menyebar di lima lokasi dengan sistem sewa. ''Daripada tiap tahun bayar sewa, kan lebih baik punya kantor sendiri. Lebih efisien,'' katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini