PETANI tembakau di Jawa Timur kini sedang panen dolar lantaran situasi ekonomi di Eropa Timur. Ceritanya begini. Sejak Uni Soviet pecah, pasok tembakau di Rusia menjadi tak keruan. Banyak eksportir enggan menjual barangnya ke negeri ini sehingga kebutuhan tembakau Rusia 158 ribu ton per tahun tidak terpenuhi. Kekosongan pasar sebesar 133 ribu ton ini setelah jumlah tadi dikurangi produksi dalam negeri Rusia, yang 25 ribu ton setahun jelas menawarkan sebuah peluang emas. Tak hanya tembakau kualitas tinggi yang bisa dijual, limbahnya pun laku keras. Daun hang daun tembakau kelas rendah yang biasanya digunakan sebagai campuran laku dijual seharga 70 sen dolar atau sekitar Rp 1.470 per kilogram. Padahal, di pasar lokal, harga daun hang hanya Rp 300Rp 500 sekilogram. Peluang emas ini disambar oleh tiga perusahaan Jawa Timur, yakni PT Adi Sampoerna, PT Mayang Sari, dan UD Supianto. Tahun lalu, ketiganya berhasil mengekspor 300 ton dengan nilai US$ 276 ribu. Lumayan. Tapi yang lebih lumayan adalah ekspor daun hang periode JanuariAgustus 1993, yang mencapai 3.800 ton senilai US$ 3,3 juta, yang berarti 13 kali lipat lebih besar dari ekspor tahun sebelumnya. Sayangnya, kejayaan limbah tembakau hanya berlangsung sampai akhir tahun ini. ''Sebab, tahun depan, kami perkirakan stok tembakau Rusia sudah kembali normal,'' kata Wijayanto, Kepala Lembaga Tembakau Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini