Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikenal sebagai pengusaha di bidang minyak, gas bumi, dan pertambangan, Edi Yosfi dan Abdullah Makhmud Hendropriyono menggandeng Proton Malaysia untuk membangun industri mobil yang 100 persen diproduksi di Indonesia. Ditemui Tempo di restoran di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis pekan lalu, Edi menjawab aneka kecurigaan yang mengarah pada proyeknya.
Penandatanganan MOU itu disebut acara susupan karena tak terjadwal.
Memang itu enggak ada di agenda resmi. Acara mereka ke beberapa tempat di Putra Jaya. Salah satunya ke Proton. Tapi, sebagai kepala negara, Presiden akan melayani. TKI bermasalah, Presiden harus datang. Apalagi ada anak bangsa berbisnis, masak Presiden menolak? Kami memilih dia, maka wajib dong Presiden membantu rakyatnya yang sedang bekerja sama dengan bangsa lain.
Proyek ini dicurigai akan meminta insentif fiskal macam-macam seperti mobil Timor?
Enggak. Kami kerja sama karena Malaysia punya teknologi, Indonesia punya pasar. Nanti ada transfer teknologi. Kami akan 100 persen komponen lokal. Pak Hendropriyono justru tertariknya di sini.
Kerja sama dengan Hendropriyono karena dia orang dekat Presiden?
Karena pengalaman beliau. Dulu Pak Hendro dengan Tomy Winata, Aguan (Sugianto Kusuma) kerja sama dengan Korea memproduksi KIA Carnival dan Carens. Rupanya, kita hanya menjadi pasar.
Anda dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan Partai Amanat Nasional. Sekarang berganti partai?
Saya tidak pernah ikut politik. Tapi, sebagai pedagang, saya berteman dengan politikus. Kalau tidak dekat, rezim berganti, saya dimatiin rezim yang berkuasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo