Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan para petinggi perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan apresiasinya atas minat tinggi perusahaan-perusahaan AS untuk tetap mendukung pembangunan ekonomi Indonesia.
Mantan Menteri Pertahanan ini juga menekankan bahwa keterlibatan perusahaan-perusahaan tersebut telah lama menjadi bagian penting dalam perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional di Indonesia. Ia juga mendorong perusahaan-perusahaan AS untuk terus meningkatkan investasinya sebagai bagian dari rencana pembangunan nasional.
Pertemuan ini, yang dihadiri oleh para anggota korporasi yang tergabung dalam The United States Indonesia Society (USINDO), berlangsung di Hotel Four Season pada Senin, 11 November 2024, waktu setempat. Perusahaan yang hadir salah satunya adalah Chevron Corporation.
Profil Chevron Corporation
Chevron Corporation adalah salah satu perusahaan energi terkemuka di dunia yang berakar dari Pacific Coast Oil Co. yang didirikan pada tahun 1879. Perusahaan ini kemudian menjadi bagian dari Standard Oil sebelum akhirnya menjadi entitas independen setelah pemisahan Standard Oil pada tahun 1911. Chevron telah melalui berbagai tahap evolusi, termasuk akuisisi perusahaan energi besar seperti Gulf Oil pada 1984 dan Texaco pada 2001, yang memperkuat posisinya di pasar minyak dan gas global.
Sebagai salah satu perusahaan energi terbesar di dunia, Chevron memiliki pendapatan tahunan yang signifikan. Perusahaan ini terdaftar di New York Stock Exchange dengan kode “CVX” dan merupakan bagian dari indeks S&P 500.
Chevron telah hadir di Indonesia sejak tahun 1924 dan merupakan salah satu pelopor dalam industri minyak dan gas di Tanah Air. Chevron Indonesia beroperasi melalui beberapa anak perusahaannya, termasuk PT Chevron Pacific Indonesia, yang memiliki operasi eksplorasi dan produksi minyak di Riau dan beberapa wilayah lainnya.
Dilansir dari laman resminya, sejak tahun 1924, Chevron, yang pada awalnya beroperasi sebagai Standard Oil Company of California (Socal), telah membangun kemitraan erat dengan masyarakat serta Pemerintah Indonesia, diawali dengan ekspedisi geologi ke Pulau Sumatera.
Pengeboran pertama dilakukan di Lapangan Duri pada tahun 1941, dan pada 1985, teknologi steamflood mulai digunakan di lapangan ini, menjadikannya salah satu proyek pemulihan minyak dengan metode steamflood terbesar di dunia. Di tahun 1944, Chevron menemukan ladang minyak besar di dekat desa Minas, yang menjadi penemuan terbesar di Asia Tenggara, dan produksi dari lapangan ini dimulai pada tahun 1952.
Selama lebih dari setengah abad, Chevron telah memproduksi lebih dari 12 miliar barel minyak dari ladang-ladang darat di Riau dan dari lapangan-lapangan lepas pantai di Kalimantan Timur. Bersama pemerintah dan mitra-mitra, Chevron berupaya menciptakan dampak ekonomi yang luas melalui kegiatan operasinya di seluruh Indonesia.
Antara 2009 hingga 2013, Chevron dan para mitranya berkontribusi sebesar Rp455 triliun untuk pendapatan pemerintah Indonesia, dengan kontribusi Rp120 triliun terhadap PDB pada tahun 2013. Di tahun yang sama, Chevron juga menciptakan pendapatan sebesar Rp7,7 triliun bagi para pekerja Indonesia, menunjukkan peran pentingnya dalam perekonomian nasional.
ANANDA RIDHO SULISTYA | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Prabowo Temui Petinggi ExxonMobil di Amerika Serikat Begini Sejarah Panjang PT ExxonMobil Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini