Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) melirik potensi perdagangan emas digital dan aset kripto. Inisiasi pengembangan bisnis di dua pasar tersebut dilakukan seiring capaian PT KBI pada 2020, saat pandemi COVID-19 masih berlangsung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menyiapkan bisnis baru sebagai lembaga kliring pasar fisik emas digital dan lembaga kliring berjangka di perdagangan aset kripto.
"Sedang kita siapkan untuk 2021, ini sebagai salah satu bentuk inovasi yang akan kami lakukan untuk meningkatkan pendapatan di tengah pandemi COVID-19," kata Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Pangkalpinang, Senin 28 Juni 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2020 KBI melaporkan terjadi pertumbuhan laba bersih sebesar 31,98 persen atau meningkat dari Rp50,3 miliar pada 2019 menjadi Rp66,4 miliar.
Dari sisi pendapatan operasional, sepanjang 2020 KBI berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp154 miliar atau meningkat 36,9 persen dibanding tahun 2019 yaitu Rp112 miliar.
"Catatan kinerja positif tersebut merupakan hasil dari langkah transformasi dan inovasi yang dilakukan KBI," ujarnya.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif di 2021 dan program vaksin COVID-19 yang terus dilakukan Pemerintah akan memberikan angin segar bagi kalangan industri dan ekonomi akan bergerak lebih baik.
"Sejalan dengan pergerakan ekonomi serta berjalannya berbagai inisiasi bisnis yang ada, kami optimistis pada 2021 kinerja KBI akan meningkat dibandingkan 2020," kata Fajar.
Terkait perdagangan berjangka komoditi, sepanjang 2020 volume transaksi di Bursa Berjangka Jakarta yang dikliringkan di KBI mencapai 9.446.122,4 lot, yang terdiri dari volume transaksi kontrak sistem perdagangan alternatif sebesar 7.767.855,4 lot, dan kontrak primer sebesar 1.678.267 lot.
Untuk pasar fisik komoditas timah murni batangan di Bursa Berjangka Jakarta yang dikliringkan di KBI, sepanjang 2020 telah terjadi transaksi mencapai 12.209 lot dengan nilai 1.032.306.793 dollar, sedangkan di sistem resi gudang, KBI telah melakukan registrasi atas 427 RG, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp93,6 miliar.