Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan pihaknya berencana membangun pabrik baru di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Dia mengatakan perusahaan mengalokasikan dana sebesar Rp 116 triliun untuk pengembangan kapasitas produksi, salah satunya adalah pembangunan pabrik di Fakfak. “Insyaallah itu akan menambahkan kapasitas produksi kami,” kata dia dalam keterangan resminya pada Jumat, 21 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Rahmad, penambahan kapasitas produksi itu sangat penting mengingat dalam lima tahun ke depan Presiden Prabowo berambisi pada program swasembada pangan. Pupuk, kata dia, adalah salah satu instrumen yang tidak terpisahkan dari upaya meningkatkan hasil pangan. Pupuk memiliki kontribusi sebesar 62 persen terhadap produktivitas pertanian. “Oleh karena itu, pencapaian swasembada pangan akan sangat sulit tercapai tanpa ketersediaan pupuk yang cukup,” tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rahmad menuturkan, pertama kali Indonesia mencapai kemandirian pangan khususnya beras terjadi pada 1984. Pencapaian itu, klaim di, tidak terlepas dari adanya pembangunan industri pupuk PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) pada 1959 hingga PT Pabrik Iskandar Muda (PIM) pada 1982. “Indonesia merupakan salah satu contoh nyata sebuah negara yang pernah mencapai swasembada pangan karena fokus mengembangkan industri pupuknya,” kata dia menyimpulkan.
Sejak saat itu, Rahmad berujar, sampai sekarang belum pernah ada pembangunan kawasan baru lagi. Padahal, kebutuhan masyarakat pada beras akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya populasi penduduk Indonesia. Rahmad memprediksi penduduk di Indonesia akan mencapai 324 juta jiwa di 2045, sehingga kebutuhan beras nasional akan naik menjadi 37 ton setiap tahunnya. "Jadi super signifikan ya," ujarnya.
Selain memastikan ketersediaan pupuk, Rahmad mengatakan, PT Pupuk Indonesia juga akan mengoptimalisasi distribusi dan penebusan pupuk secara digital untuk memastikan pupuk yang diproduksi dapat sampai ke tangan petani dengan tepat dan transparan. “Kami sudah mengimplementasikan digitalisasi end-to-end dari proses produksi sampai ditebus petani di kios dengan menggunakan sistem yang namanya i-Pubers,” ungkap Rahmad.
Dengan aplikasi ini, Pupuk Indonesia dapat memantau setiap proses distribusi pupuk serta memastikan ketepatan dan efisiensi distribusinya. “Melalui digitalisasi ini kami bisa melihat setiap butir pupuk yang dimuat di kapal,” kata Rahmad, “Pergerakan kapal juga bisa dipantau melalui GPS, kemudian masuk ke gudang ada CCTV, dan dibawa oleh truk-truk sampe petani juga ada GPS.”
Catatan redaksi: Berita ini mengalami perubahan judul pada Jumat, 21 Maret 2025 pukul 23.57 WIB. Judul awal adalah "PT Pupuk Indonesia akan Bangun Pabrik di Fakfak, Nilai Investasi Rp 116 Triliun".
Pilihan Editor: Airlangga Menghadap Prabowo, Melaporkan Kondisi IHSG yang Anjlok