Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengembangkan sistem pengelolaan air limbah skala perkotaan. Bentuk pelayanan sanitasi itu dipusatkan di sejumlah lokasi penting, salah satunya Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proyek yang baru diinisiasi pembangunannya pada Kamis lalu adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Sungai Selayur, sebagai bagian dari kegiatan Palembang City Sewerage Project (PCSP). Peletakan batu pertama IPAL tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal Cipta Karya PUPR Sri Hartoyo bersama Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Wali Kota Palembang Harnojoyo, dan Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan dimulainya konstruksi ini menjadi awal yang menuntut kerja keras lainnya hingga lima tahun ke depan," kata Sri Hartoyo, dikutip dari siaran pers Biro Komunikasi Publik PUPR, Ahad, 5 November 2017.
Proyek IPAL berkapasitas 20 ribu meter kubik per hari itu diproyeksikan untuk 21.700 sambungan perpipaan rumah dan bermanfaat untuk 100 ribu jiwa. Pengerjaannya ditargetkan rampung pada 2021.
Menurut Sri Hartoyo, pembangunan instalasi menelan dana hingga US$ 72,61 juta atau setara Rp 943 miliar. Pendanaan itu bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tingkat provinsi dan kota, serta hibah dari pemerintah Australia.
Porsi APBN sebesar US$ 25,4 juta digunakan untuk pengadaan dan pemasangan pipa utama bertekanan sepanjang 8 kilometer, serta untuk membeli pompa utama bertekanan. Pendanaan APBN itu dilakukan dalam tahun jamak, pada 2017-2019.
Direktorat Jenderal Cipta Karya PUPR juga menargetkan penandatangan kontrak pembangunan pipa jaringan utama senilai Rp 202,9 miliar pada akhir November 2017.
Adapun alokasi dana dari pemerintah daerah Sumatera Sellatan dan Pemerintah Kota Palembang masing-masing US$ 9,1 juta digunakan untuk pembangunan jaringan perpipaan ke perumahan dan bangunan komersial. Sedangkan hibah Australia US$ 28,9 juta dipakai untuk membangun stasiun pompa, IPAL, serta pematangan lahan.