Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Putra Papua Direktur Freeport, Konflik Sosial Bakal Berkurang

Konflik sosial di Freeport Indonesia diprediksi berkurang dengan masuknya putra Papua sebagai dirut yang baru.

18 Februari 2020 | 12.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peserta aksi berorasi saat demo untuk merayakan Hari Kemerdekaan Papua Barat dan menuntut penutupan PT Freeport Indonesia, di Jakarta, 1 Desember 2017. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo.Co, Jakarta - Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gajah Mada, Fahmy Radhi, menilai masuknya putra asli Papua di jajaran direksi PT Freeport Indonesia sangat tepat dan positif.

Langkah tersebut dinilai dapat menunjukkan keterwakilan putra daerah dalam mengelola tambang di Bumi Cendrawasih. "Keterwakilan ini diharapkan dapat menurunkan potensi permasalahan sosial yang sering terjadi," ujar Fahmy kepada Tempo, Selasa, 18 Februari 2020.

Kendati ia melihat masuknya anak daerah tidak secara langsung memberi dampak ekonomi kepada wilayah setempat. Sebab, menurut Fahmy, dampak ekonomi bagi daerah Papua sangat ditentukan oleh besaran deviden bagian Pemerintah Daerah dan efek berganda kegiatan perseroan.

Adapun sekarang perseroan sedang menghadapi merosotnya produksi lantaran tambang di permukaan sudah habis. Sehingga, perseroan mesti berpindah ke tambang bawah tanah.

"Agar underground mining dapat segera menghasilkan dan meningkatkan produktivitas, maka perlu percepatan dalam menambahan modal, penggunaan teknologi canggih dan tenaga kerja berkapabilitas," kata Fahmy.

Baru-baru ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menunjuk direktur baru PT Freeport Indonesia asal Papua yakni Claus Wamafma. Penetapan direksi baru itu dilaksanakan di gedung Kementerian BUMN pada 7 Februari 2020 yang lalu.

"Dia putra Papua yang sudah berkarir selama 20 tahun, dari bawah, dan diusulkan pemerintah mewakili Mind ID di Freeport Indonesia," ujar Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Senin, 17 Februari 2020. Dia mengemukakan Claus Wamafma yang lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu sebelumnya menjabat sebagai Senior Vice President Social Responsibility and Community Development PT Freeport Indonesia.

Ia menambahkan masuknya putra Papua sebagai direktur di perusahaan itu menunjukkan bahwa sumber daya manusia (SDM) Papua juga mampu mengisi jabatan strategis di sebuah perusahaan. "Pemerintah memang mendorong Freeport Indonesia untuk merekrut orang Papua. Namun penunjukan direksi dilakukan secara profesional, sesuai tugas yang diembannya," katanya.

Arya memaparkan jumlah pegawai PT Freeport Indonesia sebanyak 7.096 orang. Sebanyak 2.890 orang atau 40,7 persen merupakan orang Papua. Kemudian sebesar 57,2 persen merupakan nonPapua, dan sisanya ekspatriat.

Saat ini, jajaran manajemen PT Freeport Indonesia diduduki oleh Richard C Adkerson sebagai Presiden Komisaris, Orias Petrus Moedak sebagai Wakil Presiden Komisaris, dan Adrianto Machribie, A.M. Fachir, Hinsa Siburian, dan Kathleen Lynne Quirk sebagai komisaris.

Sementara jajaran direksi Freeport diduduki oleh Clayton Allen Wenas sebagai Presiden Direktur, Jenpino Ngabdi sebagai Wakil Presiden Direktur, dan Achmad Ardianto, Claus Wamafma, Mark Jerome Johnson, dan Robert Charles Schroeder sebagai direktur.

CAESAR AKBAR | ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus