Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Rencana Datangkan 50 Ribu Ton Kedelai Impor Tiap Bulan, Bulog: Masih Menunggu Perizinan

Bulog berencana mendatangkan 50 ribu ton kedelai impor untuk pengrajin tahu tempe. Namun, Budi Waseso alias Buwas masih menunggu perizinan.

3 Februari 2023 | 08.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melepas 20 truk untuk operasi pasar wilayah DKI Jakarta dari Kantor Pusat Perum Bulog, Senin, 23 September 2019. TEMPO/Eko Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Umum atau Perum Bulog berencana mendatangkan 50 ribu ton kedelai impor untuk pengrajin tahu tempe. Namun, Bulog masih menunggu perizinan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, impor kedelai bukan hal yang mudah karena ada prosedur dan perizinan yang harus diikuti. Meski begitu, dia menuturkan Bulog sudah mendapat penugasan impor kedelai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tapi penugasan itu harus ada proses legalitasnya kan. Sampai kami mendapatkan secara legalitas tadi, mendatangkan, membeli, sebenarnya sudah kami telusuri semua,” kata Buwas, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers di Kantor Bulog, Jakarta, Kamis, 2 Februari 2023. 

Namun, Buwas menilai ada permasalahan. Menurutnya, tidak mudah mengantongi jaminan pasokan kedelai hingga masuk ke Indonesia, termasuk izin bongkar muat dan karantina yang belum terbit.

“Padahal barangnya sudah siap di negara itu dan kami bahkan bisa mendatangkan lebih dari 500 ribu ton secara bertahap, itu bisa aja. Tiap bulan 100 ribu ton atau 50 ribu ton bisa,” tutur Buwas.

Lebih lanjut, dia menjelaskan sasaran impor kedelai itu adalah untuk pengrajin tahu tempe. Dia juga sudah melakukan uji coba pada kedelai tersebut. Menurutnya, kedelai itu bisa menghasilkan tahu dan tempe berkualitas sehingga konstanitas produksi tahu tempe bisa stabil. 

Selain itu, harga tahu tempe akan terjaga karena bahan bakunya murah dan bisa dibeli di Bulog. “Paling tidak Bulog itu menyetok setiap bulan 50 ribu ton untuk kepentingan perajin tempe tahu. Dan kami sudah komitmen dengan negara itu, dia menyiapkan setiap bulan itu minimal 50 ribu ton, dia sanggup,” kata Buwas.

Namun, Buwas menolak menjelaskan negara mana yang menyanggupi permintaan impor kedelai tersebut. Menurutnya, nanti impor kedelai bisa dipersulit jika dia membocorkan nama negara tersebut.

“Karena ini sudah melakukan kartel gitu. Jadi nggak mudah, yang sudah menguasai satu jenis barang di sini dia pasti bertahan, apalagi dia sudah main investasi di sini. Begitu saya mau datangkan (kedelai) pasti ada ancaman, betul nggak kira-kira?” bebernya.

Ditanya perihal pengiriman kedelai dari luar negeri, Buwas menjawab belum dikirim karena perizinan belum terpenuhi. Jika sudah clear, nanti kontrak impor kedelai akan diteken. Kontrak itu bakal memiliki jangka waktu satu tahun penuh.

“Ini tahun politik. Jangan sampai perajin tahu tempe digulirkan untuk kepentingan-kepentingan politik, jangan. Justru itu saya ingin memenuhi ini, sudah lama saya ingin memenuhi itu. Tapi pasti ada yang nggak nyaman, makanya kalau saya sebutkan negara pasti ada yang counter itu, negara itu tidak akan dikeluarkan izinnya. Kita kelabakan lagi gitu,” tuturnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus