Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada hari ini meresmikan pabrik biodiesel PT Jhonlin Agro Raya di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Ia mengaku datang ke kawasan itu karena pabrik tersebut telah membuka lapangan pekerjaan yang besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, pemilik PT Jhonlin Grup Samsuddin Andi Arsyad atau Haji Isam, Komisaris PT Jhonlin Agro Raya yang juga mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman serta pejabat lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam acara peresmian pabrik tersebut, Jokowi menyatakan harapannya agar potensi minyak sawit (CPO) yang besar saat ini seharusnya bisa dimanfaatkan lebih jauh. Pelaku usaha sawit diminta tak berhenti memproduksi CPO saja.
"(Alasan) kedua (karena) bisa menjaga stabilisasi harga CPO. Jangan sampai kita memiliki CPO, tapi yang menentukan harga yang ada di pasar, tidak," kata Jokowi, Kamis, 21 Oktober 2021.
Ia menyebutkan potensi produksi CPO nasional per tahun mencapai 52 juta ton. "Jumlah yang sangat besar dan 40 persennya dari potensi yang ada dimiliki oleh para petani-petani kecil kita," tuturnya.
Lebih jauh, Jokowi meminta agar pengusaha kelapa sawit Indonesia juga bisa mengendalikan harga. "Dengan cara kalau pas ekspor harga baik, silakan ekspor. Kalau tidak, pakai sendiri," katanya.
Sebetulnya, menurut Jokowi, sebagai produsen sawit yang besar, Indonesia memiliki sejumlah alternatif dan opsi-opsi untuk menentukan harga komoditas tersebut. "Memastikan stabilitas demand dan permintaan petani sawit dan memberi efek pada kesejahteraan masyarakat secara luas."
Jokowi juga ingin pengembangan biodiesel di Indonesia bisa kian mendorong energi baru terbarukan yang akan meningkatkan kualitas lingkungan. "Melalui kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca. Pilihan untuk memperkuat biodiesel sangat-sangat strategis ke depan," katanya.
Dengan optimalisasi biodesel untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. "Kemudian menekan besarnya defisit neraca perdagangan akibat impor solar. Artinya kalau kita sudah bisa memproduksi sendiri biodiesel di sini, dijadikan campuran menjadi solar, impor kita juga akan turun drastis," ucap Jokowi.
Pada tahun 2020, kata kepala negara, Indonesia sudah menghemat devisa sebesar Rp 38 triliun dari produksi biodiesel. "Diperkirakan pada 2021 akan menghemat devisa Rp 56 triliun dan yang paling penting menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak," tuturnya.
Hal-hal seperti ini, kata Jokowi, ditunggu-tunggu masyarakat dari pembangunan smelter ataupun pabrik biodiesel yakni bisa membuka lapangan pekerjaan.
Amran Sulaiman yang menjabat sebagai Komisaris PT Jhonlin Agro Raya menjelaskan total investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan pabrik biodiesel selama dua tahun itu mencapai Rp 2 triliun. Rencananya pabrik ini akan menghasilkan produksi biodiesel setara kualitas B30 sebesar 1.500 ton per hari. Pabrik juga akan mengembangkan produksi B50 dalam waktu dekat.
PT Jhonlin Grup berada di kawasan seluas 730 hektare dengan 12 industri yang terdiri dari pabrik biodiesel, pabrik minyak goreng, dan direncanakan pembangunan 4 unit smelter pada 2023. Kelompok usaha itu mempekerjakan karyawan langsung sebanyak 20 ribu orang dengan total realisasi investasi sebesar Rp 29 triliun.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.