Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ridwan Kamil Kritik LRT Palembang: Enggak Ada Penumpangnya

LRT Palembang dibangun sebagai fasilitas pendukung Asian Games yang berlangsung pada 2018.

22 Oktober 2022 | 08.00 WIB

Rangkaian Light Rail Transit (LRT) melintas di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 30 Maret 2021. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Palembang memberlakukan pengurangan jadwal perjalanan LRT yang semula sebanyak 88 perjalanan menjadi 22 perjalanan mulai 1 April mendatang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Perbesar
Rangkaian Light Rail Transit (LRT) melintas di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 30 Maret 2021. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Palembang memberlakukan pengurangan jadwal perjalanan LRT yang semula sebanyak 88 perjalanan menjadi 22 perjalanan mulai 1 April mendatang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku sempat mengkritik pembangunan kereta layang ringan atau LRT Palembang. Proyek senilai Rp 9 triliun itu dibangun untuk menyambut gelaran Asian Games. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Nah, sekarang apa yang terjadi? Enggak ada penumpangnya, itu Rp 9 triliun," ujarnya di Fablab Correctio Jababeka, Cikarang, seperti dikutip dari Bisnis, Jumat, 21 Oktober 2022. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kritik itu disampaikan Emil saat proyek sedang dibangun.Transportasi kereta berstruktur ringan itu dianggap belum terlampau dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Beda halnya dengan Jakarta dengan populasi penduduk yang sangat padat dan kebutuhan akan transportasi umum yang tinggi.  

Namun, kata dia, opini tersebut kalah dengan kepentingan untuk menyukseskan Asian Games. Menurut Emil, LRT merupakan fasilitas pendukung dalam perhelatan olahraga se-Asia yang berlangsung pada 2018 tersebut. 

Setelah LRT Palembang beroperasi dan kini tak optimal mengangkut penumpang, dia melihat ada kegagalan dalam mengambil keputusan. "Decision based-nya political decision, not planning decision. Ini karena mau ada Asian Games, harus ada koneksi dari Palembang ke Jakabaring," kata Emil.

Menurut Emil, perlu ada kepastian dan pertimbangan yang matang untuk membangun transportasi di satu kawasan. Pembangunan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakatnya. Dia menuturkan transportasi kereta bisa dimaksimalkan perluasannya untuk menghubungkan kota-kota di Jawa Barat. 

"Kok Jakarta berhasil? Ya dia padat kok (populasinya). Makanya yang paling realistis hari ini ada koneksi aja ke Cikarang kan, kereta lebih banyak atau ditarik lagi ke daerah lain. Saya bisa bantu bikinin stasiun," ujarnya. 

Menyitir data PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, pelanggan LRT Palembang sebenarnya mengalami peningkatan. Pada 2020, jumlah penumpang sebanyak 1,05 juta atau 2.887 per hari. Kemudian pada 2021, angkanya naik menjadi 1,59 juta atau 4.280 penumpang per hari. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat Palembang, khususnya mahasiswa dan pelajar, untuk menggunakan LRT sebagai moda transportasi sehari-hari.  "Bahkan kami memberikan kemudahan bagi pelajar dan mahasiswa. Kita hanya memungut Rp 25.000 satu bulan," ujar Budi Karya, Juni lalu.

Pemerintah, kata Budi Karya, ingin masyarakat lebih sering menggunakan transportasi umum, khususnya LRT. Sebab, standar kota yang bagus adalah penggunaan angkutan umum oleh masyarakatnya. Pasalnya, selain menghindari kemacetan juga mengurangi polusi 

"Nah, oleh karenanya, kita harapkan tidak macet dan udara Palembang jadi lebih bagus," ujarnya.

BISNIS | RIANI SANUSI PUTRI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus