Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Rupiah Dibuka Menguat di Posisi Rp 15.195

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih lebih baik ketimbang negara lain.

30 September 2022 | 09.31 WIB

Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar-bank di Jakarta menguat pada Jumat pagi, 30 September 2022. Rupiah menguat 68 poin atau 0,44 persen menjadi di level Rp 15.195 dari penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp 15.263 per dolar Amerika Serikat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang menembus Rp 15 ribu masih lebih baik ketimbang negara-negara lain. "Selama periode 2022 hingga hari ini, nilai tukar beberapa mata uang terhadap dolar Amerika mengalami koreksi yang sangat tajam," ujar Sri di gedung DPR, Jakarta, Kamis, 29 September 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sri Mulyani menjabarkan, sejak awal tahun ini hingga kemarin, yen Jepang sudah terdepresiasi 25,8 persen. Kemudian, renminbi Cina 12,9 persen dan Lira Turki mengalami depresiasi 38,6 persen terhadap mata uang dolar Amerika Serikat

Tak berbeda dengan negara tetangga, mata uang mereka juga melemah. Ringgit Malaysia, misalnya, terdepresiasi 10,7 persen. Kemudian baht Thailand melemah 14,1 persen serta peso Filipina 15,7 persen. Di antara negara-negara itu, Sri Mulyani mengatakan depresiasi rupiah masih lebih rendah, yakni 6,1 persen.

"Dalam periode yang sama nilai tukar rupiah depresiasi 6,1 persen, jauh lebih rendah dari berbagai mata uang tadi," ujar bendahara negara. 

Dengan besaran pelemahan nilai tukar tersebut, Sri Mulyani juga mengungkapkan, inflasi di negara-negara maju yang sebelumnya selalu single digit atau mendekati 0 persen dalam 40 tahun terakhir, sekarang melonjak mencapai dua digit. Bahkan, inflasi di Turki mencapai 80,2 persen dan di Argentina 78,5 persen.

ANTARA | ARRIJAL RACHMAN

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus