Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Rusia Mundur dari Perjanjian Ekspor Gandum

Rusia menolak memperpanjang perjanjian ekspor gandum atau black sea grain deal.

19 Juli 2023 | 10.30 WIB

Pejabat Pusat Koordinasi Gabungan menaiki kapal kargo Razoni berbendera Sierra Leone yang membawa gandum Ukraina, untuk inspeksi di Laut Hitam di lepas pantai Kilyos, dekat Istanbul, Turki, 3 Agustus 2022. Kapal ini berangkat dengan membawa lebih dari 26.000 ton jagung menuju Lebanon, menandai kapal pertama yang berangkat dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina di bawah kesepakatan untuk membuka blokir ekspor pertanian negara yang diperangi dan meredakan krisis pangan global yang berkembang. REUTERS/Umit Bektas
Perbesar
Pejabat Pusat Koordinasi Gabungan menaiki kapal kargo Razoni berbendera Sierra Leone yang membawa gandum Ukraina, untuk inspeksi di Laut Hitam di lepas pantai Kilyos, dekat Istanbul, Turki, 3 Agustus 2022. Kapal ini berangkat dengan membawa lebih dari 26.000 ton jagung menuju Lebanon, menandai kapal pertama yang berangkat dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina di bawah kesepakatan untuk membuka blokir ekspor pertanian negara yang diperangi dan meredakan krisis pangan global yang berkembang. REUTERS/Umit Bektas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menolak memperpanjang perjanjian ekspor gandum atau black sea grain deal. Kementerian Luar Negeri Rusia mengaku sudah memberi tahu Ukraina, Turki, dan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) soal kebijakan ini. Dengan demikian, perjanjian Black Sead berhenti berfungsi mulai 18 Juli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Itu berarti Laut Hitam barat laut akan kembali ditetapkan sebagai daerah bahaya sementara untuk pelayaran," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip dari Reuters pada Rabu, 19 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Adapun perjanjian tersebut memungkinkan Ukraina mengekspor gandum dari pelabuhan Laut Hitam selama setahun terakhir. Kesepakatan itu, yang ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli lalu, bertujuan untuk meringankan krisis pangan global dengan membiarkan biji-bijian dari Ukraina yang diblokir oleh perang Rusia-Ukraina tetap diekspor dengan aman.

Penarikan jaminan keselamatan ekspor dari Ukraina ini berpotensi mempengaruhi pasokan gandum secara global. Pasalnya Ukraina merupakan salah satu negara terbesar pemasok komoditas gandum di dunia. 

Tiga tahun lalu PBB berusaha meyakinkan pemerintah Rusia untuk menyetujui nota kesepahaman ini pada tiga tahun lalu. Dalam perjanjian tersebut, PBB berkomitmen membantu Rusia soal ekspor makanan dan pupuk dari Rusia. Namun, pemerintah Rusia kini mengeluh bahwa janji untuk membebaskan pengiriman makanan dan pupuknya sendiri tidak ditepati.

Kesepakatan Black Sead telah diperpanjang beberapa kali, tetapi akan berakhir pada hari Senin. Rusia telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa persyaratan perpanjangannya belum terpenuhi, dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov adalah orang pertama yang mengonfirmasi bahwa Rusia tidak memperbaruinya.

Tapi Peskov memberi isyarat bahwa Rusia belum tentu berhenti dari kesepakatan itu selamanya. "Segera setelah bagian Rusia dari perjanjian ini dipenuhi, pihak Rusia akan segera kembali mengimplementasikan kesepakatan ini," kata Peskov.

Dia menekankan keputusan untuk tidak memperbarui perjanjian Black Sead tidak berkaitan dengan serangan di jembatan antara Rusia dan Krimea pada Minggu malam, 16 Juli 2023 lalu. Ada dua orang tewas dalam kejadian itu.

"Bahkan sebelum serangan teroris, posisi tersebut telah diumumkan oleh Presiden Putin," kata Peskov.

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus