Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

29 April 2024 | 16.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas unggul di sektor perikanan dan kelautan nasional. Selain udang, rumput laut, tilapia, dan kepiting, lima komoditas unggul itu menurut Trenggono  adalah lobster. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Trenggono lima komoditas itu unggul karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ia berharap nantinya kelima komoditas andalan Indonesia itu bisa masuk ke rantai pasar global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Khusus untuk lobster, kami belajar banyak dengan Vietnam. Thank you my friend," katanya saat menghadiri acara Indonesia Aquaculture Business Forum di Jakarta pada Senin, 29 April 2024.

Selama ini benur Indonesia diselundupkan ke Vietnam. Belakangan Trenggono mengeluarkan aturan yang membolehkan benur diekspor ke luar negeri untuk investor yang telah membudidayakan benur di Indonesia. 

Trenggono mengatakan, percepatan pengembangan sektor perikanan dan budi daya dilakukan lewat akselerasi. Strategi akselerasi itu melalui budi daya ikan berbasis kawasan dan revitalisasi tambak.

Adapun modeling budi daya yang sudah dibangun ialah budi daya udang berbasis kawasan di Kebumen, budi daya nila salin di Karawang, serta budi daya rumput laut di Wakatobi. Ia mengatakan, tiga modeling itu bakal terus diperluas sehingga nantinya dapat memudahkan para investor yang tertarik ke wilayah itu dan mau membantu.

"KKP juga membangun kampung perikanan budi daya untuk pemenuhan konsumsi lokal atau domestik," ujarnya.

Untuk implementasi pembangunan perikanan budi daya berkelanjutan, katanya, KKP saat ini sedang membangun ocean big data dan ocean accounting. Keduanya didukung dengan pemanfaatan satelit hingga teknologi digital. Dengan pemanfaatan teknologi itu, para investor bisa memantau secara langsung situasi letak ikan hingga tempat budi daya terbaik hanya dengan gawai masing-masing. 

Menurut dia, sebagai salah satu negara dengan kepulauan terbesar di dunia, Indonesia perlu menempatkan laut sebagai halaman depan dan episentrum pembangunan nasional. Trenggono mengklaim, KKP telah menyusun dan mengimplementasikan lima arah kebijakan ekonomi biru, yaitu memperluas kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur, pengembangan budi daya laut pesisir dan darat yang berkelanjutan, pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir serta pulau-pulau kecil, dan pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus