Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ally McBeal | ||
Penulis dan produser | : | David E. Kelley |
Pemain | : | Callista Flockhart, Courtney Thorne-Smith, Gil Bellows |
Stasiun | : | RCTI, Sabtu 21.30 |
Diciptakan oleh penulis dan produser terkemuka David E. Kelleysebelumnya dikenal sebagai peraih EMMY dalam serial Picket Fences, Chicago HopesAlly McBeal kini tengah berkibar-kibar menjadi bintang di berbagai benua.
Serial ini, seperti juga L.A. Law karya Steve Bochcho dan The Practice karya Jace Alexander, yang saat ini masih ditayangkan di AS, adalah kisah sehari-hari profesi pengacara.
Ally McBeal (diperankan seorang aktris teater Shakespearean, Calista Flockhart) adalah titik utama serial ini. Dengan lokasi utama kantor firma hukum Cage-Fish, McBeal digambarkan sebagai sosok pengacara yang neurotik, agak temperamental, sekaligus sangat romantis. Dia dikelilingi oleh rekan-rekan sekantor yang memiliki berbagai karakter yang unik. Kedua pemimpinnya: Richard Fish (Greg Germann), yang mementingkan uang di atas segala-galanya, dan Cage (Peter Macnicol), yang tak mau memandang mata lawan bicaranya dan sibuk dengan pikirannya sendiri; Billy Alan Thomas (Gil C. Below), bekas kekasih McBeal yang tampan dan sudah menikah dengan pengacara jelita Georgia (Courtney Thorne-Smith, yang dikenal oleh pemirsa televisi Indonesia melalui serial Melrose Place); Elaine (Jane Krakowski), yang gemar bergunjing dan membusungkan dadanya dan teman serumah McBeal, Renee (Lisa Nicole Carson, yang dikenal pemirsa televisi Indonesia dalam serial E.R.).
Pada awal munculnya serial ini, tema cerita film ini masih berkisar pada persoalan legal yang harus diselesaikan, dibumbui dengan kisah ''cinta segi tiga" antara Georgia, McBeal, dan Bill. McBeal dan Bill digambarkan sebagai ''pasangan abadi" yang sebetulnya masih sama-sama tertarik, meski Bill sudah menikah dengan Georgia. Tapi cinta segi tiga ini tentu tak akan menarik jika karakter McBeal yang neurotiknyaris cerewetitu mendominasi keseluruhan film.
Hal lain yang menarik dari serial ini mungkin bukan saja peran utama perempuan kini tengah ''bergeser" dari stereotip (blonda, berdada membusung, berdesakan) menjadi sosok yang unik, memiliki karakter, dan menekankan integritas. Salah satu episode yang menarik adalah bagaimana Fish ''memaksa" McBeal dan Georgia agar menggunakan foto-foto dari lawan kliennyayang diperoleh dengan cara yang tidak legaluntuk menggertak. McBeal dan Georgia tak bersedia menggunakan cara itu dan argumen kedua perempuan itu menonjolkan bagaimana mereka bisa menyingkirkan masalah pribadi demi sebuah prinsip keadilan.
McBeal, seperti juga tokoh lainnya dalam serial ini, tak pernah digambarkan sebagai tokoh sempurna. Semua sosok dalam film ini berdiri di kawasan kelabu. McBeal dengan segala idealismenya sering terseret emosi karena terlalu bersimpati pada kliennya, hingga tak jarang kurang dingin menyelesaikan persoalan. Salah satu kasus yang menarik adalah ketika dia membela seorang pelacur waria. Begitu kerasnya keinginan dia untuk mengangkat sang waria dari kawasan kumuh tempat dia beroperasi, McBeal dengan tergesa-gesa menempatkan sang waria untuk bekerja di perusahaannya tanpa berkonsultasi dengan atasannya.
Berbeda dengan serial karya Steve Bochcho yang selalu bereksperimen melalui kamera, Kelley menggunakan shot-shot yang sangat konvensional. Tapi ada empat hal unik yang selalu muncul dari serial ini. Pertama, di antara kesuksesan memenangkan perkara yang ditanganinya, McBeal selalu gagal dengan hubungan cintanya (hampir setiap seri ada lelaki baru yang menjadi teman kencannya yang hanya akan berakhir sebagai teman). Kedua, Kelley selalu memvisualkan imajinasi McBeal sebagai adegan yang nyata. Saat McBeal membayangkan seseorang yang menyebalkan karena kecenderungannya menjilat atasan, tiba-tiba bayangan yang muncul itu menjadi kenyataan: sosok itu mendadak memiliki lidah yang panjang dan menjilati atasannya. Terkadang, fantasi McBeal inilah yang menjadi daya tarik utama karena hanya David Lynchmelalui Twin Peaksyang kerap menampilkan adegan fantasi yang seolah mengalami deformasi.
Ketiga, kantor yang memiliki toilet ''uniseks"toilet lelaki dan perempuan yang disatukanini kemudian menjadikan toilet sebagai lokasi tempat para tokoh memperlihatkan keanehannya masing-masing. Adegan khas yang hampir selalu ditayangkan adalah kaki para tokoh yang duduk di toilet, dan mereka berbincang melalui dinding toilet.
Keempat, setiap akhir episode, serial ini hampir selalu menyajikan adegan para tokohnya yang berkumpul di klub malam dan ngobrol santai sembari berdansa diiringi lagu-lagu yang dinyanyikan Vonda Shepard. Maka, akhir film inilah yang kemudian akan membawa penonton kepada suatu kesimpulan: inilah hiburan yang ringan, segar, dan memikat.
Leila S. Chudori
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo