Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sri Mulyani Ungkap Belanja Pusat Kerap Tak Sesuai Kebutuhan Pemda

MSri Mulyani Indrawati mengungkapkan sebuah persoalan dalam belanja kementerian dan lembaga yang kerap menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan.

23 Juni 2020 | 13.51 WIB

Presiden Jokowi mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual bersama  Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Istana Bogor, Kamis, 26 Maret 2020. KTT ini digelar secara virtual untuk menghindari penularan virus corona. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
Perbesar
Presiden Jokowi mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Istana Bogor, Kamis, 26 Maret 2020. KTT ini digelar secara virtual untuk menghindari penularan virus corona. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sebuah persoalan dalam belanja kementerian dan lembaga yang kerap menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Persoalan tersebut adalah terkait belanja kementerian dan lembaga yang acapkali tidak sinkron dengan kebutuhan masyarakat atau pemerintah daerah.

Berdasarkan temuan BPK, Sri Mulyani mengatakan sering ada permintaan anggaran dari kementerian dan lembaga untuk menghasilkan barang untuk diserahkan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah.

Namun, kemudian pemerintah daerah kerap tidak mau menerima barang tersebut. "Pemda tidak mau menerima karena kalau diterima harus memelihara, dan itu bukan barang yang dia minta," ujar Sri Mulyani dalam rapat bersama Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 23 Juni 2020.

Persoalan juga, kata Sri Mulyani, kerap terjadi dalam pembangunan infrastruktur. "Ini sering muncul. Kementerian membangun suatu infrastruktur, saat sudah jadi mau diserahkan kepada pemdanya, pemdanya bilang saya tidak butuh infrastruktur itu. Itu kan program pusat," tuturnya.

Persoalan tersebut kemudian kerap menjadi hal yang dipersoalkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Sebab, BPK melihat belanja yang dilakukan pemerintah pusat kerap tidak sesuai atau tidak sinkron dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah.

"Ini entah dalam hal ini tidak terlalu sinkron dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan pemda, sehingga ini merupakan suatu hal yang sangat perlu dipertimbangkan untuk belanja," kata Sri Mulyani.

Untuk memperbaiki kualitas anggaran ke depannya, Sri Mulyani mengusulkan perlunya redesain sistem penganggaran. Sehingga, efisiensi belanja bisa lebih maksimal.

CAESAR AKBAR

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus