Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Studi Lazada: 65 Persen UMKM Sebut Logistik Kendala Terbesar Pengembangan Usaha

Perusahaan e-commerce Lazada Indonesia melakukan studi terkait kondisi bisnis UMKM di tanah air.

10 Februari 2021 | 15.38 WIB

Petugas layanan logistik JX-Express sedang melakukan pengecekan terhadap paket pesanan platform e-commerce JD.ID, sebelum paket tersebut dikirimkan ke seluruh konsumen di Drop Point (DP), Gambir, Jakarta, Senin, 9 November 2020.  Selama masa pandemi ini, tingkat penjualan platform e-commerce JD.ID meningkat hingga 50 persen jika dibandingkan dengan periode normal. Tempo/Tony Hartawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Petugas layanan logistik JX-Express sedang melakukan pengecekan terhadap paket pesanan platform e-commerce JD.ID, sebelum paket tersebut dikirimkan ke seluruh konsumen di Drop Point (DP), Gambir, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Selama masa pandemi ini, tingkat penjualan platform e-commerce JD.ID meningkat hingga 50 persen jika dibandingkan dengan periode normal. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan e-commerce Lazada Indonesia melakukan studi terkait kondisi bisnis UMKM di tanah air. Hasilnya, studi ini menemukan lebih dari separuh atau 65 persen UMKM merasa urusan logistik menjadi salah satu kendala terbesar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Untuk pengembangan usaha mereka," kata Chief Marketing Officer Lazada Indonesia Monika Rudijono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 10 Februari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lalu, 87 persen UMKM di Indonesia juga belum terdigitalisasi. Artinya, hanya sebagian kecil atau 13 persen saja yang sudah menikmati akses digital terhadap pada e-commerce.

Adapun studi ini dilakukan Lazada Indonesia bersama YCP Solidiance, konsultan manajemen ternama di Asia. Tujuannya untuk bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah mengembangkan ekosistem digital di tanah air.

Di sisi lain, potensi dari sektor ini terus meningkat. Menurut laporan e-Conomy SEA 2020 dari Google, Temasek, Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2020 sudah mencapai 44 miliar dolar AS. Nilai tersebut diperkirakan bisa mencapai 124 milar dolar AS di tahun 2025.

E-commerce pun, kata Monika, berperan penting dalam mempercepat terbentuknya perekonomian digital ini. Peran itu juga yang terungkap dalam studi Lazada.

Mereka mencatat 92 persen dari UMKM yang telah terdigitalisasi merasa e-commerce sangat membantu kebutuhan logistik mereka. Selain itu, 94 persen juga merasakan manfaat program marketing dari e-commerce.

Untuk itu, kata Monika, hasil studi ini bakal membantu perusahaan dalam memahami dukungan apa yang dapat kami lakukan untuk mendorong UMKM bertransformasi menuju penerapan ekonomi digital. "Melalui dukungan teknologi canggih seperti solusi logistik yang holistik, pemberdayaan data, serta ekosistem e-commerce yang kami miliki," kata dia.

 

 

 

 

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus