Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Operator telepon seluler dipastikan akan menaikan tarif dalam waktu dekat. Ruang menaikan tarif seluler masih terbuka mengingat tarif yang berlaku di Indonesia dinilai masih murah. “Dari pertemuan dengan emiten ada wacana menaikan tarif,” kata Analisis Mirae Asset Sekuritas, Giovanni Dustin, kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Giovanni menilai bila pilihan menaikan tarif dilakukan oleh operator merupakan kebijakan jangka pendek. Dia memperkirakan perubahan tarif akan dilakukan secara kombinasi, baik itu di segmen data maupun telepon. "Kemungkinan pada semester dua ini sudah ada kenaikan," ujarnya.
Dalam laporan keuangan semester I 2018 di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia kinerja tiga emiten telekomunikasi mengalami tekanan. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan laba menjadi Rp 8,8 triliun dari sebelumnya di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 12,1 triliun.
Begitu juga dengan PT XL Axiata Tbk. Perusahaan bahkan mencatatkan kerugian cukup dalam setelah pada semester I 2017 membukukan laba. Tercatat rugi yang dialami XL di semester I 2018 mencapai Rp 81,74 miliar. Pada semester I 2017 perusahaan mencatatkan laba sebesar Rp 143,11 miliar.
PT Indosat Ooredoo baru akan mengumumkan laporan keuangan di semester I 2018 pada pertengahan pekan ini. Namun dalam siaran persnya disebutkan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) turun dari Rp 6,7 triliun di semester pertama 2017 menjadi Rp 3,5 triliun di semester I 2018.
Tak hanya itu, jumlah pelanggan seluler Indosat turun menjadi 75,3 juta pelanggan selama paruh pertama 2018. Pada enam bulan pertama di 2017 total pelanggan sebanyak 96,4 juta pelanggan. Perusahaan mencatat penurunan pelanggan prabayar menjadi 73,8 juta dari sebelumnya 95,3 juta pelanggan. Sedangkan pelanggan pasca bayar naik dari 1,1 juta menjadi 1,5 juta pelanggan.
Giovanni menilai tertekannya kinerja tiga emiten telekomunikasi disebabkan oleh dua hal utama. Pertama persaingan ketat antar-operator yang berujung pada perang tarif. Namun faktor pendorong utama yang sudah diperkirakan ialah berkurangnya jumlah pelanggan karena perpindahan pelanggan dan pemberhentian nomor tidak aktif. "Kami sudah perkirakan karena persaingan yang ketat sepanjang kuartal I 2018 yang disebabkan registrasi SIM prabayar," ucapnya.
Kepala Komunikasi Perusahaan Indosat Ooredoo Group Deva Rachman menyatakan perusahaan sudah menaikkan tarif sejak Juni lalu. Dia menjelaskan dua pertimbangan yang membuat perusahaan akhirnya menaikan tarif. Pertama, tarif data di Indonesia termasuk yang termurah bila dibandingkan dengan negara lain.
Dia menilai bila perusahaan tetap memasang tarif murah ke depan akan sulit bagi pemegang saham untuk berinvestasi. "Melihat tarif data yang masih murah maka kami melihat masih ada ruang untuk kenaikan tarif data," ucap Deva. Menurut dia, kenaikan tarif juga berpeluang dilakukan pada masa mendatang.
Lebih lanjut, Deva menuturkan, kenaikan tarif data menjadi pilihan karena terjadi mayoritas pendapatan datang dari segmen itu. Sementara segmen lainnya, yaitu telepon dan pesan singkat (SMS) mengalami penurunan.
Sementara dua operator lainnya, yakni Telkomsel dan XL Axiata belum memberikan tanggapan ihwal rencana kenaikan tarif. Chief Executive Officer Telkomsel Ririek Adriansyah dan Corporate communication XL Axiata Tri Wahyuningsih namun tak merespon permintaan konfirmasi dari Tempo. ADITYA BUDIMAN
Berikut jumlah pelanggan operator per kuartal I 2018
Telkomsel
Total : 192,75 juta pelanggan
Indosat Ooredoo
Total : 96,2 juta pelanggan
Pelanggan prabayar : 94,8 juta
Pelanggan pasca bayar : 1,4 juta
XL Axiata
Total : 54,5 juta pelanggan
Pelanggan prabayar: : 53,7 juta
Pelanggan pasca bayar : 804.000
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo