Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Temuan Kasus Antraks di Gunungkidul, Kementan Gelar Investigasi

Hingga kini tidak ditemukan penularan kasus antraks pada ternak lain dan juga tidak ditemukan kasus klinis pada manusia.

20 Februari 2025 | 11.20 WIB

Tiga petugas dari jajaran Kementerian Pertanian melakukan investigasi satu kasus gejala antraks di Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Gunung Kidul, Yogyakarta, 20 Februari 2025. Antara/HO-Humas Kementan
Perbesar
Tiga petugas dari jajaran Kementerian Pertanian melakukan investigasi satu kasus gejala antraks di Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Gunung Kidul, Yogyakarta, 20 Februari 2025. Antara/HO-Humas Kementan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) angkat bicara menanggapi satu kasus antraks yang terjadi di Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kami telah mengirimkan tim ke lokasi kasus untuk melakukan penelusuran, pengambilan sampel, dan penyuluhan kepada pemilik ternak," ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025, seperti dikutip dari Antara. Tim itu dikerahkan ke lokasi untuk menelusuri, mengambil sampel, dan melakukan penyuluhan kepada pemilik ternak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kementan, kata Agung, lewat Tim Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates telah menelusuri kasus tersebut. Ia juga telah meninjau langsung laboratorium BBVet Wates pada Selasa lalu, 18 Februari 2025.

Agung menjelaskan, tim BBVet Wates juga terus berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Gunung Kidul dan meminta Dinas PKH berkoordinasi lintas sektor dengan Dinas Kesehatan setempat untuk memantau dan mengecek kesehatan pada pemilik ternak atau yang memiliki riwayat kontak dengan ternak sakit.

Kepala BBVet Wates Hendra Wibawa mengatakan tim BBVet Wates dan Dinas PKH Kabupaten Gunung Kidul telah melakukan desinfeksi kandang secara menyeluruh pada kandang yang terdampak, untuk memastikan dekontaminasi kuman sehingga potensi penyebaran penyakit dapat dihilangkan.

"Ternak-ternak yang masih ada di kandang harus diisolasi, tidak boleh dikeluarkan, dan pembatasan akses keluar masuk, serta kandang terus dijaga biosekuritinya agar ternak tidak terpapar penyakit," kata Hendra.

Adapun pengobatan antibiotik pada ternak yang sekandang telah dilakukan dan akan dilanjutkan vaksinasi antraks pada ternak tersebut setelah masa kerja/residu antibiotik berakhir. "Untuk di luar lokasi kasus, vaksinasi antraks dapat dilakukan secepatnya pada ternak-ternak yang sehat untuk mencegah penularan penyakit," ujarnya.

Hingga kini, kata Hendra, tidak ditemukan penularan kasus pada ternak lain dan juga tidak ditemukan kasus klinis pada manusia. "Kementerian Pertanian akan terus melakukan pemantauan dan penanganan kasus antraks ini untuk mencegah penyebaran penyakit dan melindungi kesehatan hewan dan manusia."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus