Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Media Relations Head PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedy Kurniawan mengklaim PT IMIP telah melakukan audit internal terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di kawasan secara berkala. Termasuk audit pada PT Indonesia Tsingsan Stainless Steel (ITSS).
Dedy mengatakan audit SMK3 internal terakhir dilakukan pada Juli 2023. "Hasil audit internal telah memenuhi PP Nomor 50 Tahun 2012 (tentang penerapan SMK3) sekitar 74 persen," kata Dedy kepada Tempo, Selasa, 26 Desember 2023.
Audit SMK3 eksternal oleh Dirjen Binwasnaker dan K3 Kementerian Ketenagakerjaan memang belum dilakukan. Rencananya, audit itu akan dilakukan pada Januari 2024. Namun, kata Dedy, PT ITSS masih proses penerapan SMK 3 sesuai temuan audit internal perusahaan.
Ia juga membantah tudingan tidak adanya perencanaan keselamatan sebelum insiden ledakan tungku smelter milik PT ITSS pada Minggu lalu."Perencanaan safety ada, sehingga izin kerja untuk melakukan pekerjaan perbaikan bisa dilakukan," kata Dedy.
Diberitakan sebelumnya, ledakan tungku smelter milik PT ITSS di Kawasan IMIP terjadi pada Minggu, 24 Desember 2023, sekitar pukul 05.30 WITA. Insiden tersebut mengakibatkan 18 pekerja meninggal dunia dan 41 luka-luka.
Belum diketahui secara pasti penyebab kejadian nahas itu. Dedy mengatakan investigasi pada sistem K3 di tempat kejadian sedang diinvestigasi. Perusahaan mempercayakan proses pendalaman penyebab insiden kepada pihak berwenang.
"Kami menjamin terselenggaranya kerja sama dengan para pihak terhadap rekomendasi penanganan dampak yang muncul sesuai tata hukum yang berlaku," kata. "Perusahaan siap melakukan segala bentuk perbaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku."
Adapun sebelumnya, Dedy mengatakan, kebakaran terjadi pada tungku 41 yang awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan. Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar.
"Terak itu kemudian bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar. Dinding tungku runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar, sehingga menyebabkan kebakaran," kata dia.
Namun, ia mengklaim tungku 41 masih layak pakai. Tungku tersebut hanya harus mendapat perawatan rutin secara periodik. "Pengecekan berkala selalui dilakukan," kata Dedy ketika dikonfirmasi pada Minggu, 24 Desember 2023.
Dedy juga mengatakan karyawan yang bertugas di area berbahaya tersebut selalui didampingi tim teknis. Pendamping itu, termasuk petugas pengawas kerja.
"Sehari sebelum kejadian, tungku juga sudah dimatikan dan tidak dioperasikan karena akan diperbaiki," kata Dedy.
RIRI RAHAYU | EKA YUDHA
Pilihan Editor: PT IMIP Beri Santunan Rp 600 Juta Bagi Korban Jiwa, Bagaimana dengan Korban Luka?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini