Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) memberikan santunan kepada 1.000 anak yatim di Terminal Nusantara Pura, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Minggu, 11 Maret 2018. Pembagian santunan itu dalam rangka ulang tahun ke-50 INSA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Melalui acara ini, kami berbagi sekaligus mengenalkan wawasan dan budaya maritim kepada anak-anak,” kata Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain memberikan santunan, hari ini, INSA juga mengajak anak-anak tersebut berkunjung ke daerah pelabuhan. Kunjungan itu untuk memberikan wawasan serta menanamkan budaya maritim sejak dini.
“Fieldtrip di pelabuhan karena pelabuhan dan pelayaran merupakan aspek yang tak terpisahkan dalam kegiatan perniagaan nasional maupun internasional,” kata Carmelita.
Menurut Carmelita, selama ini, pekerja pelabuhan di Indonesia termasuk pengusaha kapal terbilang kurang. Hal itu merupakan ironi mengingat Indonesia adalah negara maritim. Dengan kegiatan fieldtrip tersebut, Carmelita berharap nantinya makin banyak anak yang berminat bekerja di pelabuhan dan pelayaran.
INSA merupakan organisasi wadah para pengusaha pelayaran yang berdiri pada 1967. Organisasi ini dikukuhkan melalui surat Keputusan Menteri Maritim Nomor DP.10/7/9 pada 6 September 1967 sebagai satu-satunya badan atau organisasi perusahaan pelayaran yang diakui pemerintah. INSA juga diakui melalui Surat Keterangan Menteri Perhubungan Nomor KP. 8/AL.308/Phb-8 pada 28 Oktober 1989.
Industri perkapalan Indonesia terus tumbuh, terutama sejak terbitnya asas kabotase (cabotage) dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional Angkatan Laut Dalam Negeri. Asas itu kemudian diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, yang mendorong investasi signifikan dalam pengadaan kapal.
Sejak asas kabotase tersebut diterapkan, jumlah kapal telah mencapai 24.046 unit pada 2016. Angka itu dibarengi pertumbuhan perusahaan pelayaran nasional yang mencapai 3.363 perusahaan. Dengan kekuatan armada yang cukup besar, pelayaran nasional mampu melayani distribusi kargo barang domestik ke seluruh Indonesia. Pada 2016, jumlah kargo domestik mencapai 621 juta ton dan seluruhnya dilayani pelayaran nasional.
Baca berita lain tentang ulang tahun di Tempo.co.