Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tengah mendorong seluruh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM untuk memasarkan produknya melalui sistem digital. Dorongan itu juga berlaku bagi masyarakat yang memiliki usaha warung kelontong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Digitalisasi warung-warung ini dilakukan karena sekarang ada physical distancing (jaga jarak fisik). Kami mendorong pelatihan warung kelontong di masyarakat,” tutur Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementeriak Koperasi dan UKM Nasrun dalam diskusi daring bersama Akurat.co, Senin, 20 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasrun mengatakan, saat ini baru 8 juta UMKM yang memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produknya. Jumlah ini setara dengan 13 persen dari total jumlah UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia, yakni mencapai 60 juta.
Padahal menurut Nasrun, pemasaran melalui sistem online bisa memberikan margin keuntungan yang lebih tinggi. Akses pasar pun akan terbuka lebih luas sehingga UMKM dapat menjangkau market dengan skala yang lebih besar.
Apalagi sejak pandemi, UMKM mengalami situasi sulit dengan tren penurunan penjualan mencapai 57 persen. Kondisi ini diakibatkan oleh sistem penjualan produk usaha yang masih mengandalkan tatap muka atau offline. Sehingga pada saat pergerakan manusia dibatasi, aksi jual-beli pun melorot.
Ia berharap UMKM di tengah pandemi bisa menjadi penopang serta penyangga bagi perekonomian. Musababnya, saat ini bisnis UMKM dapat menyerap tenaga kerja lebih dari 90 persen dan kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61 persen.
Lebih lanjut, kata Nasrun, pemerintah berupaya memberikan pelatihan kepada UMKM agar bisa memasarkan produknya lewat online sehinga mudah bangkit di masa pandemi. Pada akhir tahun nanti, Kementerian menargetkan pelaku usaha kecil hingga menengah yang sudah go digital mencapai 10 juta.
“Kami mendorong tidak hanya pemasaran saja yang go digital, tapi juga akses pembiayaan dan laporan keuangan. Kami sudah sediakan aplikasi laporan keuangan sehingga UMKM bisa menyajikan laba rugi lebih meyakinkan,” ucapnya.